Kamis, 04 Mei 2017

Kemuliaan Sya,ban sebagai Pintu Gerbang Romadhan



Khutbah  Jum,at   Masjid  Al Ikhlas  Marinir  Cilandak Yon Tempur 2  Jakarta
اَلْحَمْدُ لله على نعمه فى شهر شعبان, الذى جعلنا من المسلمين الكاملين, وأمرنا باتباع 
سبيل المؤمنين, وأشْهَدُ أَنْ لَا إله إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الحق المبين وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصادق الوعد الأمين, اللهم صَلَّى عَلَى سيدنا محمد وَعَلَى أله وَصَحْبِهِ أجمعين, وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أما بعد أوصيكم ونفسى بتقوى الله, وكونوا من المؤمنين الصادقين -
وَقَالَ تَعاَلَى:يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيم.أما بعد. قال الله تعالى: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : فَاتَّق اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وأتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْجَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Puji  syukur,....sholawat  serta  salam, wasiat taqwa,....
Diantara sekian banyak  hikmah pelaksanaan Jum,at  bagi  ummat islam. Dalam  metodologi  Dakwah, setidaknya  proses  jum,at  itu  minimal  mempunyai  beberapa  manfaat :
1.      Terjadinya  ukhwah Islamiyah
2.      Terjadinya Proses  Pencerahan pemikiran ummat
3.      Peningkatan  ketaqwaan
Hadirin sidang jama’ah jum’at  rohimakumullah,..
Kehidupan kita  manusia  pasti  akan mengalami  beberapa Dinamika. Dinamika kehidupan bernegara dan dinamika  kehidupan beragama. Menurut  Khotib  dinamika  dinamika  ini  tidak bisa  kita  elakan atau kita  hindari justru sebaliknya kita  sikapi dengan  sebaik baiknya  agar  kita  suskes  pada  dinamika dinamika  tersebut, lebih dalam yang  sangat  objektif  adalah  kita  harus mensukseskan dinamika kehidupan beragama  kita. Mengapa, karena  perputaran  ( dinamika ) kehidupan  beragama  inilah yang akan  melahirkan keberhasilan kita  dalam kehidupan dunia  ini di sisi  Allah. Dan kehidupan  bernegara hanyalah sebagai bagian penghantar  untuk  itu.  Oleh karenanya   seorang  muslim harus  terus  melakukan  berbagai  pengembangan analisa  spiritualnya, mempertajam nuansa  agamisnya, salah satunya adalah menelaah bulan bulan yang dalam beberapa sejarah  mempunyai nilai yang mulia  di  sisi  Allah.
Saat ini kita telah memasuki  awal bulan sya,ban. Dan jum,at  pertama  dari bulan sya,ban.Tepatnya  tanggal 1 Sya,ban 1437 H/ 28  April  M.   Bulan yang terletak di antara Rajab dan Ramadhan ini seringkali dilalaikan oleh banyak orang sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ
“(Sya’ban) ini adalah bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu (terletak) antara bulan Rajab dan Ramadhan” (HR. An-Nasa’I; hasan)
Rasulullah SAW bersabda dalam kelanjutan hadits di atas:

وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِي

Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam. (HR. An-Nasa'i dan Ahmad. "Hasan" menurut Al-Albani)
Oleh  karena  itu  tema  pembahasan khutbah ini “  Kemulyaan Bulan Sya,ban di sisi  Allah sebagai Motivasi Ibadah Ummat “
Dari berbagai kesempatan yang Allah berikan kepada  kita  sejauhmana  sebenarnya  kita  manusia berupaya  melakukan yang terbaik dalam kehidupan kita  untuk kehidupan berikutnya.  Oleh karenya manusia  harus  terus dan terus  melakukan berbagai perbaikan, terutama perbaikan pola  pemikiran antara dunia  oreinted atau  akhirat oriented, terutama  pada saat dan waktu yang Allah ungkapkan mempunyai keistimewaan.
Menurut Imam Ibnu Mandzur dalam Lisanul Arob, makna kata Sya’ban adalah dari lafadz Sya’aba atau berarti dhoharo (tampak) diantara dua bulan mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan.
Sya’ban berasal dari kosa kata bahasa Arab -Sya’aba-Yasy’abu-Sya’ban/Sya’banun yang berarti berpisah atau berpencar.
Dalam Kitab Durrotun Nashihin, Yahya  Bin Muazd berkata :  Lafazd sya’ban itu  menyimpan  karunia  yang  banyak untuk  orang orang  mukmin, dari  perpanjangan 5  huruf :
1.   Syin : Syarafun wal  Syafa’atun = Kemulyaan dan Syafaat
2.   ‘ain : Al Izzah wal Karomah = Kemenangan dan   Karomah
3.   Ba’  ; Al  Birru     = Kebaikan
4.   Alif  ; Ulfah         =  Belas kasihan
5.   Nun  ; An Nur     =  bercahaya

Diantara  kemuliaan bulan sya,ban  dari  Allah untuk ummat  Rasulallah saw adalah ;

Perpindahan Kiblat  ummat islam dari Baitul Maqdis ke Ka’bah
Jika  di  cermati  melalui asfek  sejarah  Rasulallah SAW  bulan sya,ban begitu banyak  peristiwa  agamis yang beliau alami. Pada bulan Sya’ban, Allah berkenan untuk merubah arah kiblat umat Islam dari Masjidil Aqsho (palestina) ke arah Masjidil Haram (arab Saudi), yang sebelumnya tatkala umat Islam berada di Kota Madinah, jika melakukan shalat kiblatnya mengarah ke arah Baitul Maqdis.  Dalam kitab Durrotun Nashihin kami  nukilkan, Tepatnya pada 15 Sya’ban, Allah berkenan memindah kiblat umat Islam menuju Masjidil Haram. seperti yang diungkapkan Al Qurthubi didalam menafsirkan firman Allah swt :
سَيَقُولُ السُّفَهَاء مِنَ النَّاسِ مَا وَلاَّهُمْ عَن قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُواْ عَلَيْهَا قُل لِّلّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ يَهْدِي مَن يَشَاء إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Artinya : “Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: “Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka Telah berkiblat kepadanya?” Katakanlah: “Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus”. (QS. Al Baqoroh : 142).      Turun Ayat Sholawat Nabi.
Rasulullah SAW  bersedih hati melihat kaumnya menjadi bahan ejekan dan hinaan orang – orang Yahudi.Kemudian beliau berdo’a kepada Allah ta’ala agar mengangkat hinaan itu dan memindahkan kiblat ke ka’bah kembali.Allah ta’ala mengabulkan do’a dari nabi mulia ini dan menjadikan ka’bah sebagai kiblat kaum muslim.Hal ini dijelaskan dalam surat al-Baqoroh ayat 133 :
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاء فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّواْ وُجُوِهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوْتُواْ الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit [96], maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjaka. ( QS  Al Baqarah (2) ayat  144 )

.           Al-Imam al-Qurthubi dalam al-Jami’ li-ahkami al-Qur’an mengutip dari Abu hatim al-Basti bahwa umat Islam sholat menghadap ke baitul maqdis selama 17 bulan 3 hari,Hal ini karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah pada hari senin dua belas Rabi’ul Awwal kemudian Allah memerintahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadap ka’bah pada hari senin pertengahan bulan Sya’ban.

Ayat  Perintah  Bersholawat  Kepada  Nabi
Diturunkannya ayat tentang anjuran membaca sholawat kepada baginda Nabi saw, yaitu ayat:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk NabiMuhammad  SAW. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi  dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab;56)
Kaum Muslimin meyakini bahwa pada malam ini, dua malaikat pencatat amalan keseharian manusia, yakni Raqib dan Atid, menyerahkan catatan amalan manusia kepada Allah SWT, dan pada malam itu pula buku catatan-catatan amal yang digunakan setiap tahun diganti dengan yang baru.               مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Artinya  : Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (  QS.Qaaf (50) 18 )
Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya'ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan). Menurut al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya'ban Allah SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun.  Karena pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT. 
Al Qasthalani menyebutkan didalam kitabnya “al Mawahib Liddiniyah” juz II hal 259 bahwa para tabi’in dari ahli Syam, seperti Khalid bin Ma’dan dan Makhul bersungguh-sungguh dengan ibadah pada malam nisfu sya’ban.
Banyak orang yang melalaikan bulan Sya’ban. Padahal bulan ini adalah bulan yang istimewa. Di bulan Sya’ban inilah amal manusia diangkat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam kelanjutan hadits di atas:
وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ
Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam (HR. An-Nasa’I; hasan) 

Inilah keutama’an pertama bulan Sya’ban. Bulan diangkatnya amal manusia kepada Allah Azza wa Jalla.
Keutamaan kedua dari bulan Sya’ban ada pada pertengahannya, yakni Nisfu Sya’ban. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang keutamaan nishfu Sya’ban :
إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
 “Sesungguhnya Allah memeriksa pada setiap malam nishfu Sya’ban. Lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali yang berbuat syirik atau yang bertengkar dengan saudaranya” (HR. Ibnu Majah; sya’ban)
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Para ulama menamai malam Nishfu Sya’ban dengan beragam nama. Banyaknya nama-nama ini mengindikasikan kemuliaan malam tersebut.

1. Lailatul Mubarokah (malam yang penuh berkah).
2. Lailatul Qismah (malam pembagian rizki).
3. Lailatut Takfir (malam peleburan dosa).
4. Lailatul Ijabah (malam dikabulkannya doa)
5. Lailatul Hayah walailatu ‘Idil Malaikah (malam hari rayanya malaikat).
6. Lalilatus Syafa’ah (malam syafa’at)
7. Lailatul Baro’ah (malam pembebasan).
Kesimpulan.
Dihadirkannya  kita  pada  bulan sya;ban ini adalah kehendak Allah  kepada  kita, berarti masih ada  kesempatan untuk menambah nilai  kita  di sisi Allah.
Kegiatan  malam nisfu sya,ban berisikan hal hal yang baik dalam kontek pendekatan seorang hamba kepada  Allah, karena tidak  mesti   di katakan itu haram dan tidak di jalankan oleh  Rasulallah.
وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” (QS al-Baqarah: 216). Al Baqarah (2) -Verse 216-

باَرَكَ اللهُ ليِ وَلَكُمْ فيِ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ , وَنَفَعَني وَإِياَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ  , وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ ليِ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِيْنَ و الْمُؤْمِنَاتِ  وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُسْلِمَاتُ فَاسْتَغْفِرُوْهَ , إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ .
----

Sugesti Romadhan 1438 H