Kajian Filsafat
dan Tekhnologi
For : Drs.H.Mahyudin MM
No. 7. Objek
kajian ilmu adalah hal-hal
yang dapat di amati dan terukur “ Apakah anda
setuju dengan kajian tersebut ? jelaskan alasan Anda.
Kemampuan manusia dalam mengembangkan sesuatu tidak
mungkin tanpa dasar dasar yang kuat. Secara
ontologis, objek kajian ilmu adalah sesuatu yang dapat diamati dan diukur.
Saya setuju bahwa objek kajian
ilmu adalah sesuatu yang dapat diamati dan diukur. Sesuatu yang ilmiah dapat
disebut sebagai ilmu apabila hal tersebut objektif, yang mana ilmu harus memiliki objek
kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya,
tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau
mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya.
Dengan adanya syarat itu, maka objek kajian ilmu harus dapat
diamati. Selanjutnya adalah metodis, yang mana ini adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk
pada metode ilmiah, sehingga membutuhkan observasi, eksperimen, survai, ataupun
studi kasus. Sehingga objek kajian ilmu itu harus bisa diamati dan diukur.
Sebagai ilustrasi adalah seorang peneliti akan mencari
jawaban tentang perlakuan orang tua mempengaruhi tingkat kecerdasan siswa,
meskipun permasalahan yang diteliti bersifat abstrak, peneliti tersebut tetap
membutuhkan objek kajian ilmu yang dapat diamati dan terukur. Objek
tersebut antara lain sikap orang tua yang bisa diamati dan kecerdasan siswa
yang bisa diukur dari beberapa tes.
Dalam sesian yang
lain, mislanya dalam Metodology
Study Islam, pada saat
manusia ingin melakukan suatu pendekatan yang maksimal kepada Tuhan-Nya, maka akan
di berikan beberapa variable atau
jalan untuk menuju ke sana.
Mislanya pendekatan Teologi,
Pendekatan Sejarah, Pendekatan Antropologis,
Pendekatan Sosiologis, Pendekatan Filosofis, Pendekatan Kebudayaan dan Pendekatan Psiskologi dll.
Dalam proses pendekatan-pendekatan tersebut tentunya akan di lakukan oleh manusia apa
yang di namakan “ Research “ atau
penelitian , penyelidikan. Dalam
proses perjalanan research inilah arti
dari pelaksanaan mengamati dan
mengukur akan di dapati oleh
manusia.( Rosihan Anwar : 2009 ).
No.9. Bagaimana
Pandangan Agamawan menempatkan
keyakinan (belief ) dengan fakta
ilmiah ?
Ketika kita membicarakan keyakinan ( belief ), tentunya
tidak akan terbatas pada segmen seorang agamawan saja. Setiap
manusia yang sehat
akalnya akan mengalami
proses keyakinan tersebut. Dalam
mencermati konsep sains, Bruno Guiderdoni (2004:41) mengemukakan pendapat yang
disertai pula penalaran terhadap konsep agama. Dia membedakan istilah sains dan
agama dalam banyak definisi.
1.
Bahwa sains menjawab pertanyaan
“bagaimana”, sedangkan agama
menjawab pertanyaan “mengapa”.
2.
Sains berurusan dengan fakta, sedangkan agama berurusan dengan nilai atau
makna.
3. Sains
mendekati realitas secara analisis, sedangkan agama secara sintesis.
4. Sains
merupakan upaya manusia untuk memahami alam semesta yang kemudian akan
mempengaruhi cara hidup kita, tetapi tidak membuat kita menjadi manusia yang lebih baik. Sedangkan
agama adalah pesan yang diberikan Tuhan untuk membantu manusia mengenal Tuhan
dan mempersiapkan manusia untuk
menghadap Tuhan.
Armahedi Mahzar ( 2004 : 213 ) mencermati pandangan ini, bahwa dalam
hubungan integratif memberikan wawasan yang lebih besar mencakup sains dan
agama sehingga dapat bekerja sama secara aktif. Bahkan sains dapat meningkatkan
keyakinan umat beragama dengan memberi bukti ilmiah atas wahyu atau pengalaman
mistis. Sebagai contohnya adalah Maurice Bucaille yang melukiskan tentang
kesejajaran deskripsi ilmiah modern tentang alam dengan deskripsi Al Qur’an
tentang hal yang sama. Kesejajaran inilah yang dianggap memberikan dukungan
obyektif ilmiah pada pengalaman subyektif keagamaan. Pengakuan keabsahan klaim
sains maupun agama ini atas dasar kesamaan keduanya dalam memberikan
pengetahuan atau deskripsi tentang alam.
Pada dasarnya,
pada langkah yang sangat
panjang kedepan Agama itu bertujuan untuk membuktikan sain tersebut.Fakta ilmiah adalah wujud dari sains itu sendiri. Melalui tipologi posisi
perbincangan tentang hubungan sains dan agama, dia berusaha menunjukkan
keberagaman posisi yang dapat diambil berkenaan dengan hubungan sains dan
agama. Tipologi ini berlaku pada disiplin-disiplin ilmiah tertentu, salah
satunya adalah biologi. Tipologi ini terdiri dari empat macam pandangan, yaitu:
Konflik, Independensi, Dialog, dan Integrasi yang tiap-tiap variannya berbeda
satu sama lain.
Adalah sebuah kepastian bahwa
sains tidak dapat menjelajahi seluruh realitas karena sifatnya yang relatif,
membuat pencarian pengetahuan tak akan ada habisnya dan fenomena baru akan
muncul terus-menerus. Akhirnya mayoritas manusia akan lebih disibukkan dengan
pengetahuan-pengetahuan tentang dunia daripada kontemplasi tentang Pencipta.
Dimana realitas sains memiliki
konvergensi dengan realitas yang diungkapkan Al-Qur’an mengenai fenomena alam
dan manusia. Tanpa integritas keduanya, manusia akan terus menghadapi
problematika modernitas sains ditengah pesatnya perkembangan teknologi. (
Dr Azis
Helmi : Kajian Telaah Ilmiah : 1998 )
No.13. Jelaskan maksud
gambar di bawah ini :
Untuk memahami
diagram ini setidaknya
kita perlu mengungkapkan
3 hal yang berpengaruh pada
diagram di atas. Deduksi dan Induksi.
Deduksi adalah
pola berfikir dari umum ke khusus. Pola ini sering kita pakai dalam kehidupan
sehari-hari. Kita melihat gambaran besar sebelum ke gambaran yang lebih
spesifik. Kita misal kita memikirkan soal anjing. Anjing memiliki ciri-ciri
berkaki empat, berekor dan bertaring. Maka kesimpulannya, anjing Budi
seharusnya memiliki kaki empat, berekor dan bertaring.
Induksi
sebaliknya adalah pola pikir dari khusus ke umum. Artinya, berkebalikan dari
umum ke khusus dia melihat sesuatu secara kasus-kasus sebelum menyimpulkan
gambaran umum. Misalnya kita masuk ke sebuah ruang, lalu kita melihat dokter,
lalu melihat tempat tidur putih dan kemudian melihat rak jendela, kita lalu
menyimpulkan bahwa kita berada di rumah sakit. Contoh lainnya yang klasik
adalah masalah logam. Kita meneliti mengenai logam. Lalu kita mengetes
bagaimana logam logam itu bereaksi terhadap panas. Logam emas, memuai, logam
perak memuai, logam besi memuai. Kesimpulannya logam memuai.
Hipotesi adalah alat yang
sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah. Hipotesis memungkinkan kita
menghubungkan teori dengan pengamatan dan sebaliknya pengamatan dengan teori.
Hipotesis
harus dibuat karena alasan sebagai berikut:
1).Hipotesis
yang mempunyai dasar kuat menunjukkan bahwa penelitian telah mempunyai cukup
pengetahuan untuk melakukan penelitian dibidang itu.
2).Hipotesis
memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data. Hipotesis dapat
menunjukkan kepada peneliti prosedur apa yang harus diikuti dan jenis data apa
yang harus dikumpulkan.Dengan demikian, dapat dicegah terbuang sia-sianya waktu
dan jerih payah peneliti.
Analisa
akhir dari diagram yang
ada dan permaslahan yang muncul,
fakta 1 jika tombol
di tekan tetapi lampu
tidak menyala berarti telah
terjadi kesalahan perangkat
hubungan hipotesis yang semestinya. Maka
Fakta 2, lampu
akan menyala sudah tercipta dengan baik
perangkat atau hubungan yang
berpengaruh pada fakta
2 dengan hipotesis.
Jelasnya, terciptanya
sebuah hubungan yang
berkorelasi akan memudahkan proses deduksi yang di ambil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar