Rabu, 22 Mei 2013

Sebuah Keberkahan di sisi Allah


Sebuah Keberkahan Hidup
Oleh  H  Hamzah  Ahmad
940910_4842375333854_2147373985_n.jpg
Kondisi Bangsa amat memperihatinkan dengan tidak memandang kaidah Halal dan Haram dan mungkin Allah SWT masih sayang kepada kita dengan terus diberikan bencana di Tanah Air ini, sehingga kita selalu ingat dan muhasabah. Untuk itu mungkin
Definisi Berkah adalah an nama’ waz ziyadah yakni tumbuh dan bertambah, ini berarti   Berkah adalah kebaikan yang bersumber dari Allah yang ditetapkan terhadap sesuatu sebagaimana mestinya sehingga apa yang diperoleh dan dimiliki akan selalu berkembang dan bertambah besar manfaat kebaikannya. Kalau sesuatu yang kita miliki membawa pengaruh negatif, maka kita berarti tidak memperoleh keberkahan yang diidamkan itu.
BENTUK KEBERKAHAN
Secara umum, keberkahan yang diberikan Allah kepada orang-orang yang beriman bisa kita bagi kedalam tiga bentuk.
Pertama, berkah dalam keturunan, yakni dengan lahirnya generasi yang shaleh. Generasi yang shaleh adalah yang kuat imannya, luas ilmunya dan banyak amal shalehnya, ini merupakan sesuatu yang amat penting, apalagi terwujudnya generasi yang berkualitas memang dambaan setiap manusia. Kelangsungan Islam dan umat Islam salah satu faktornya adalah adanya topangan dari generasi yang shaleh. Generasi semacam itu juga memiliki jasmani yang kuat, memiliki kemandirian termasuk dalam soal harta dan bisa menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Keberkahan semacam ini telah diperoleh Nabi Ibrahim as isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang kelahiran Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya’kub. Isterinya berkata: “Sungguh mengherankan, apakah aku aka melahirkan anak, padahal aku adalah perempuan seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh”. Para malaikat itu berkata: “Apakahkamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlul bait. Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah” (QS 11:71-73).
Kedua, keberkahan dalam soal makanan yakni makanan yang halal dan thayyib, hal ini karena ulama ahli tafsir, misalnya Ibnu Katsir menjelaskan bahwa keberkahan dari langit dan bumi sebagaimana yang disebutkan dalam firman surat Al A’raf: 96 di atas adalah rizki yang diantara rizki itu adalah makanan. Yang dimaksud makanan yang halal adalah disamping halal jenisnya juga halal dalam mendapatkannya, sehingga bagi orang yang diberkahi Allah, dia tidak akan menghalalkan segala cara dalam memperoleh nafkah. Disamping itu, makanan yang diberkahi juga adalah yang thayyib, yakni yang sehat dan bergizi sehingga makanan yang halal dan tayyib itu tidak hanya mengenyangkan tapi juga dapat menghasilkan tenaga yang kuat untuk selanjutnya dengan tenaga yang kuat itu digunakan untuk melaksanakan dan menegakkan nilai-nilai kebaikan sebagai bukti dari ketaqwaannya kepada Allah Swt, Allah berfirman :
yang artinya: Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang telah Allah rizkikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya (QS 5:88).
Karena itu, agar apa yang dimakan juga membawa keberkahan yang lebih banyak lagi, meskipun sudah halal dan thayyib, makanan itu harus dimakan sewajarnya atau secukupnya, hal ini karena Allah sangat melarang manusia berlebih-lebihan dalam makan maupun minum, Allah Swt berfirman
yang artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indak di setiap memasuki masjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan (7:31).
Ketiga, berkah dalam soal waktu yang cukup tersedia dan dimanfaatkannya untuk kebaikan, baik dalam bentuk mencari harta, memperluas ilmu maupun memperbanyak amal yang shaleh, karena itu Allah menganugerahi kepada kita waktu, baik siang maupun malam dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam setiap harinya, tapi bagi orang yang diberkahi Allah maka dia bisa memanfaatkan waktu yang 24 jam itu semaksimal mungkin sehingga pencapaian sesuatu yang baik ditempuh dengan penggunaan waktu yang efisien. Sudah begitu banyak manusia yang mengalami kerugian dalam hidup ini karena tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik, sementara salah satu karakteristik waktu adalah tidak akan bisa kembali lagi bila sudah berlalu, Allah berfirman yang artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran (QS 103:1-3).
Karena itu, bagi seorang muslim yang diberkahi Allah, waktu digunakan untuk bisa membuktikan pengabdiannya kepada Allah Swt, meskipun dalam berbagai bentuk usaha yang berbeda, Allah berfirman yang artinya: Demi malam apabila menutupi, dan siang apabila terang benderang, dan penciptaan laki-laki dan perempuan. Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan (harta di jalan Allah) dan bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah (92:1-7).
Rasulullah Saw bersabda, “Jika umatku terlalu mengagung-agungkan dunia, maka akan diangkat dari umatku kehebatan Islam. Dan jika mereka meninggalkan amar makruf nahyi munkar, maka akan terhalang keberkahan wahyu.” (HR. Abu Daud).
Kehidupan yang berkah adalah kehidupan yang senantiasa berada dalam garis dan ketentuan Allah SWT. Suatu kehidupan yang mampu memberikan kekuatan kepada manusia untuk dapat memecahkan setiap persoalan yang datang menimpa. Keberkahan hidup juga tecermin dari perilaku manusia yang hanya mau berusaha mencari rezeki yang halal yang akan berdampak pada perilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam kenyataannya, keberkahan inilah yang justru sangat sulit diraih oleh rakyat dan bangsa ini.
Pada satu sisi bumi Indonesia adalah bumi yang sangat kaya raya, namun pada sisi lain rakyat berada dalam kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, keterpurukan, dan kondisi lainnya yang memprihatinkan.Paling tidak ada dua alasan utama yang menyebabkan keberkahan hidup itu hilang atau telah diangkat oleh Allah SWT, yaitu: pertama, jika umat Islam telah menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, tanpa mempedulikan apakah cara yang ditempuhnya benar ataukah salah dalam pandangan Islam. Misalnya, banyak orang berlomba mencari jabatan tanpa mengindahkan apakah jalan yang ditempuhnya sesuai prosedur ataukah tidak. Ujung-ujungnya jabatan itu diraihnya dengan segala cara dan digunakan untuk memperkaya diri sendiri serta dipertahankan secara membabi buta.Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah lupa kepada mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.” (QS At-Taubah: 67). Jika hal ini masih terus dan selalu terus terjadi, maka keberkahan hidup hanyalah akan menjadi sebuah impian. Semoga kita menyadari akan hal ini dan berusaha untuk selalu memperbaikinya.

Jeruk  purut  24  Mei  2013

Rabu, 08 Mei 2013

Kado dari Rasulallah SAW bagi ummat


KADO SPIRITUAL RASULALLAH DI BULAN  RAJAB DARI ALLAH SWT
Oleh : Drs. H Hamzah MM



 Artinya : Sesungguhnya  bilangan  bulan  pada  sisi Allah ialah  dua belas bulan, dalam ketetapan  waktu Allah  menciptakan Langit  dan Bumi,  diantaranya  empat  bulan Haram (  Mulia )           (  QS At -Taubah 36 )
Puji syukur, …..sholawat  kepada  Nabi  Muhmmad SAW,…..  Wasiat Taqwa,……


Proses  jalannya hidup kita  manusia  di dunia ini   mengalami  perputaran yang memang sudah di design oleh Allah SWT. Dalam kontek lebih  besar  sering kita  sebut  sebagai bagian dari syariah :

ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِّنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاء الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya : Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. ( QS Al Jaatsiyah (45)ayat 18 )

Maha  suci  Allah dari 12  bulan  dalam satu tahun itu kita  manusia di berikan 4 bulan yang memiliki kondisi  yang  berbeda  diantara  bulan-bulan yang lainnya, sehingga 4 bulan tersebut Allah ungkapkan sebagai  bulan-bulan yang haram( mulia ) maksudnya  bulan yang memiliki keutamaan yang  lebih di sisi  Allah, hal  itu sesuai dengan  isi kandungan alqur’an :
Artinya : Sesungguhnya  bilangan  bulan  pada  sisi Allah ialah  dua belas bulan, dalam ketetapan  waktu Allah  menciptakan Langit  dan Bumi,  diantaranya  empat  bulan Haram (  Mulia )           (  QS At -Taubah 36 )
Hadirin sidang Jum’at :
Empat  bulan yang mulia itu menurut Ulama :  Bulan Rajab, Dzulqo,dah, Dzulhijjah dan Bulan Muharram.  Tidak  sedikikt Hadits-hadist  Rasulallah SAW  yang menunjukan kemulyaan  Bulan Rajab ini diantaranya :


Secara  Umum Rajab  artinya  : AL-ASHOB (  PENCURAHAN RAHMAT )  ulama  menklasifikasikan Huruf  Ro  artinya  Rohmat  Allah, Huruf  Jim artinya Jurmul  Abdi Wajinayatuhu ( Dosa  seorang  Hamba ) Dan Huruf  Ba’   Birullah ( Kebaikan  Allah )
Artinya  :  Dan  bersegeralah  kamu  kepada  Ampunan Allah  dan kepada Syurganya yang luasnya  seluas  langit  dan Bumi yang  disediakan untuk orang orang  yang  bertaqwa ( QS Al Imron 133 )


Secara  nilai  imaniyah, bulan bulan yang di muliakan Allah  tidak lain adalah  agar  manusia  dalam  hidupnya  selalu  dan selalu  melakukan berbagai macam perkembangan (development), terutama  perkembangan yang mengarah pada  tumbuhnya nilai nilai  spiritual.   Atau  perasaab perlunya melakukan pendekatan kepada  sang pencipta yaitu  Allah  SWT.
Salah  satu  upaya  dari  prosses  perkembangan tersebut yaitu  melakukan  reintrosfeksi  tentang apa  yang terjadi  pada  baginda  Rasulallah  15  Abad yang lalu pada  bulan Rajab ini. Yaitu  Perintah Ibadah Sholat  bagi kita ummat Islam.  Saat  Isro  dan  Mi;roj  baginda  rasulallah SAW  langsung  berhadapan dengan Allah swt  dan tidak  seluruh Nabi  mendapati  hal seperti ini :
Peristiwa  yang  sangat penting  terjadi  dalam bulan Rajab yaitu : ISRO MI’ROJ NABI  MUHAMMAD SAW. 
Artinya  :  Maha  Suci  Allah yang telah memperjalankan  hambanya pada  suatu  malam dari  masjdidl Haram ke masjidil  aqsho yang  telah kami  berkahi  sekelilingnya agar  kami perlihatkan kepadanya  sebagian  dari  tanda  tanda (kebesaran)  Kami, sesungguhnya  Dia maha  mendengar  lagi  maha melihat. ( QS Al Isro ayat 1 )
Hadirin Sidang  Jum’at :
Isro  adalah  perjalan Rasulallah dari kota  Mekah ke Baitul Maqdis ( Falestina ) atau  Masjid  Al Aqsho. Dan  Mi’Roj  adalah  perjalanan Rasulallah Dari  Masjid  Al Aqsho  naik  ke  Sidratul  Muntaha (  Lauh Mahfuzd ). Diantara empat  hikmah dari  isro’ dan mi’rojnya  Nabi  Muhammad SAW  adalah :
(1)    Tentang  KEIMANAN   kepada  Allah
(2)  Tentang  SYARIAH ALLAH
(3)  Tentang  KEILMUAN
(4)  Tentang  MUAMALAH  MANUSIA  DARI  ZAMAN KE ZAMAN


Hadirin Sidang  Jum’at :
Lain halnya   jika  kita  analisa  dari  perjalanan Rasulallah SAW  dalam Isro dan Mi;roj  dari sisi  lain terutama  yang  mengarah pada  melahirkan  nilai nilai  keyakinan.

1) Nabi  Muhammad langsung  bertemu  Allah SWT
2) Nabi  Muhammad diperlihatkan kejadian manusia dari  seluruh zaman sejak  Nabi  Adam hingga akhirat  kelak
Dua  kejadian pada  baginda  Rasulallah SAW  merupakan hal  yang sangat  istimewa  bagi  beliau dan juga  bagi  kita  ummatnya  tentunya.
Semoga kado  besar dan mulia   dari  perjalanan spiritual Rasulallah SAW  dalam Isro dan  Mi’roj ini  kita  lanjutkan  dengan meng-isro’kan  diri  kita  pada  setiap  sholat kita. Karena  sholatnya seorang  Muslim tidak lain adalah  isro’ nya  kaum  muslimin.
Dalam  kitab  irsyadul  Ibad minsyabililrosyad  di kemukakan. Tentang   betapa  tingginya   nilai  sholat  seorang hamba  di hadapan Allah :

Semoga  bermanfaat Amien.  Wassalamu’alaikum Wr Wb. 

Rabu, 01 Mei 2013

Hati Yang Membatu


“ Hati  yang  Membatu  secara  Spiritual “
Oleh  :  H Hamzah  Ahmad
Berikut ini beberapa hal yang menjadi penyebab kerasnya kalbu.

أَفَمَن شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِّن رَّبِّهِ فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan oleh Allah kalbunya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabbnya (sama dengan orang yang membatu kalbunya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu kalbunya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (az-Zumar: 22)
Beliau  juga bersabda,

مَثَلُ الْقَلْبِ كَمَثَلِ رِيْشَةٍ بِأَرْضِ فَلَاةٍ تُقَلِّبُهَا الرِّيَاحُ
“Perumpamaan kalbu itu seperti bulu yang berada di padang sahara, yang dibolak-balikkan oleh angin.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah )
1. Melanggar janji (berkhianat)
Hal ini sebagaimana yang terjadi pada Bani Israil. Mereka suka mengubah kalam (Allah ), dengan cara mengubah arti kata, tempat, atau menambah dan menguranginya. Mereka sengaja melupakan sesuatu yang telah diperingatkan. Allah berfirman  ;
فَبِمَا نَقْضِهِم مِّيثَاقَهُمْ لَعنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً
Artinya  : “(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka dan Kami jadikan kalbu mereka keras membatu.” (al-Maidah: 13)
2. Berlalunya masa yang panjang.

Hal ini seperti yang terjadi pada ahlul kitab. Allah menurunkan kepada mereka al-Kitab, yang mengharuskan khusyuknya kalbu dan ketundukan yang sempurna. Akan tetapi, mereka tidak menetapi dan tidak mengerjakan apa yang ada pada al-Kitab, hingga berlalu atas mereka masa yang panjang dalam keadaan kelalaian terus-menerus ada pada mereka. Akhirnya, hilanglah keimanan mereka dan sirnalah keyakinan mereka. Oleh sebab itulah, kalbu mereka menjadi keras. Maka dari itu, Allah  melarang orang-orang mukmin menyerupai mereka.
3. Dosa dan kemaksiatan.
Sebagaimana Allah l telah menghidupkan bumi sesudah matinya, maka demikian pula Allah l akan melunakkan kalbu dengan sebab iman dan petunjuk, setelah kalbu menjadi keras karena dosa dan kemaksiatan.
Ibnul Qayyim t mengatakan bahwa di antara perkara yang harus diketahui, dosa dan kemaksiatan itu berbahaya (berdampak buruk).
Pengaruh buruknya kepada kalbu layaknya pengaruh racun terhadap badan, dengan tingkatan yang tidak sama. Apa pun keburukan dan penyakit yang ada di dunia dan akhirat, tiada lain penyebabnya adalah dosa dan kemaksiatan