الْحَمْدُ للهِ
القَوِيِّ المَتِينِ، سُبْحَانَهُ خَلَقَ الإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ،
وَهَدَاهُ لِلْمَنْهَجِ القَوِيمِ، وَسَنَّ
شَرَائِعَ فِيهَا القُوَّةُ وَالتَّمكِينُ، بِحِكْمَتِهِ نُؤْمِنُ، وَبِقُدْرَتِهِ
نُوقِنُ، عَلَيْهِ نَتَوَكَّلُ، وَإِيَّاهُ نَستَعِينُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. فَيَا عِبَادَ
اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.، أَمّا بَعْدُ …
Tema : “ Memperkuat Aqidah Islamiyah Ummat Dalam Memuliakan Bulan Muharram ”
Puji Syukur,...........sholawat serta salam,...wasiat Taqwa,...
Diantara hikmah pelaksanaan
ibadah jum,at dalam
metodologi dakwah diantaranya : 1). Melahirkan Ukhwah islamiyah 2).
Memantapkan kwalitas keimanan ummat dan 3). Pencerahan Pemikiran ummat
tentang proses beragamanya. Oleh
karena itu tema
khutbah jum,at kali ini adalah : “ Memperkuat Aqidah Islamiyah
Ummat dari Momentum mulianya Bulan
Muharram ”.
Tidak terasa
saat ini kita sudah berada di tanggal 17 Muharram 1437 H. Bulan ini adalah
salah satu bulan
yang mendapatkan kategori bulan yang mulia di sisi
Allah, ulama sepakat diantaranya Dzulqo,dah, Dzulhijjah, Muharram dan bulan
Rajab. Itu adalah bulan bulan yang haramkan (muliakan ) oleh Allah.Oleh karena
itu kita
harus menjaga dengan sebaik
baiknya aktifitas kehidupan kita dengan
nilai nilai religius yang sebaik
baiknya.
Kita harus
selalu dan selalu mengingat sabda
Kanjeng Nabi Muhammad SAW tentang
kondisi di padang mahsyar
nanti sesuai hadist beliau :
yang terdapat dalam tafsir
yassin buah tangan Syeikh Hasami. Tidak
bergeser sejengkal pun kelak di akherat sebelum ditanya empat perkara, di
antaranya ilmunya untuk apa.
عَنْ أَبِى بَرْزَةَ الأَسْلَمِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم-
« لاَ
تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا
أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ
وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ ». ) الترمذى قَالَ هَذَا
حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.قال الشيخ الألباني : صحيح (
Dari Abi Barzah
Al-Aslami berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: tidaklah
bergeser dua tapak kaki hamba pada Hari Qiyamat sehingga ditanya tentang
umurnya dia habiskan untuk apa, tentang ilmunya dia kerjakan untuk apa, tentang
hartanya dari mana dia usahakannya dan untuk apa dia belanjakannya, dan tentang
badannya dia gunakan untuk apa. (HR At-Tirmidzi, dia berkata hasan shahih.
Syaikh Al-Albani berkata: shahih).
Dari ungkapan rasulallah ini, hendaknya ummat
selalu mampu dan mau untuk melakukan sebuah muhasabah dan itrosfeksi tentang hakikat kehidupannya, di dunia
ini, terutama di bulan bulan yang memang dalam sejarah mempunyai
kemuliayaan yang besar diisisi Allah.فَلاَ
تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ...........
.......maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang
empat itu,.....( QS At Taubah
36 )
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُحِلُّوا
شَعَائِرَ اللَّهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar Allah , dan
jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram …” (QS. Al Maidah (5): 2)
Sesuatu yang paling berharga yang
diberikan oleh Allah kepada seorang hamba adalah aqidah yang benar. Maka
ilmu yang membahas tentang aqidah yang benar adalah ilmu yang amat penting
dibandingkan ilmu-ilmu yang lainya. Tentunya dalam proses kesempurnaan beragama.
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ
لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan mereka yang bersungguh-sungguh
mencari kebenaran-Ku sungguh Aku akan memberi petunjuk kepada mereka
(Al-Ankabut ayat 69)”.
Menurut
bahasa (etimology), aqidah berasal dari perkataan bahasa Arab yaitu kata dasar
al-aqd yaitu al-Rabith (ikatan), al-Ibram (pengesahan), al-Ahkam (penguatan),
al-Tawuts (menjadi kokoh, kuat).
Sedangkan
menurut istilah (terminologi), aqidah berarti perkara yang wajib dibenarkan
oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan
yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan
keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya serta tidak mudah terurai oleh
pengaruh manapun baik dari dalam atau dari luar diri seseorang. Jadi, aqidah artinya ketetapan yang tidak ada
keraguan pada orang yang mengambil keputusan.
Sedangkan Hijrah. Imam Al Asfahani hijrah berarti
berpisahnya seseorang dengan yang lain, baik berpisah secara badaniah, lisan,
atau dengan hati. Berbeda dengan Al Jurjani, menurutnya hijrah adalah
meninggalkan tanah air yang dibawah kekuasaan orang-orang kafir menuju ke
daerah Islam. Pada kondisi
saat ini yg
perlu di evaluasi oleh ummat islam adalah, perlunya melakukan Hijrah pada 2 sisi.
Tentang Hijrah Tempat dan Hijrah
Pemikiran.
Sudah bukan
rahasia umum lagi, kondisi
ummat saat ini sedang mengalami
tantangan yang sangat luar biasa
tentang mempertahankan dan menjaga aqidah yang benar. Yang sesuai dengan apa
yang di kandung oleh isi alqur,an dan
alhadis Rasulallah SAW.
Berbagai seminar
dan sosialisasi tentang
bahaya masuknya aliran aliran sesat sudah
dan terus di lakukan oleh
berbagai lembaga. Tetapi memang
kekuatan mereka yang ingin
menghancurkan aqidah ummat Islam seakan tidak
pernah mengalami kata akhir. Yang
sangat penting adalah mengingatkan
ummat akan hal ini.
وَذَكِّرْ
فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنفَعُ الْمُؤْمِنِينَ
Dan
tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi
orang-orang yang beriman.'' (QS al-Dzariyat [51]: 55).
Masuknya pemikiran
yang di kategorikan sesat oleh
ulama dan lembaga keberagamaan di negeri ini, harus di pahami secara konfrehensif
oleh ummat islam. Era reformasi
ternyata juga melahirkan rasa kebebasan dalam berpola fikir yang
bernuansa agamis. Seakan akan
akan setiap kita atau kelompok di berikan kebebasan untuk melakukan sesuatu padahal jika
di telusuri hal itu terdapat dimensi untuk
memudarkan cahaya Agama Allah SWT. Bahkan melahirkan perpecahan ummat
islam.
Menyikapi maraknya berbagai aliran sesat maka MUI pada munas ke
7 /2005 telah menetapkan 10 kriteria atau ciri dari aliran sesat. MUI telah mengeluarkan 10 Kriteria Aliran Sesat yang
merupakan indikator bahwa sebuah aliran dapat dikatakan sesat. Kesepuluh
kriteria yang dapat memudahkan umat Islam untuk menentukan aliran sesat itu
kami kutipkan dari harian REPUBLIKA, 7 November 2007, seperti apa adanya di
bawah ini::
1. Mengingkari rukun iman yang 6 dan rukun Islam yang 5.2. Meyakini atau mengikuti akidah aqidah yang tidak sesuai dalil syar'i ( Al Qur,an dan as sunnah )
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Al Qur,an .( Ahmadiyah )
4. Mengingkari otentisitas dan kebenaran Al Qur,an. ( JIL)
5. Melakukan penafsiran Al Qur,an tidak berdasar kaidah tafsir.
6. Mengingkari kedudukan Hadits Nabi saw sebagai sumber ajaran Islam.( Inkar Sunah )
7. Melecehkan atau merendahkan para Nabi.
8. Mengingkari Nabi Muhamad saw sebagai Nabi dan Rosul yang terakhir.
9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syari,ah.
10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil yang syar,i
Dari 10 hal di
atas, ummat sudah seharusnya melakukan pengkajian yang mendalam agar aqidah ummat
tidak mengalami pergerseran
bahkan keluar dari aqidah yang di
benarkan oleh syariah islamiyah.
Salah satu yang
teridentifikasi sesat adalah
Syiah. Syiah adalah salah satu aliran dalam Islam yang meyakini Ali bin
Abi Talib dan keturunannya sebagai pemimpin Islam setelah Nabi saw. wafat.
Sebagian menganggap Syiah lahir setelah Nabi Muhammad saw. wafat, yaitu pada
suatu perebutan kekuasaan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Para ahli pada umumnya membagi sekte Syiah dalam empat golongan
besar, yaitu Kaisaniyah, Zaidiyah, Imamiyah, dan kaum Ghulat, sebab
firqah-firqah Syiah yang mencapai jumlah ratusan itu sejatinya bermuara dari
empat kelompok besar tersebut.[2]
Pendapat yang paling popular tentang lahirnya golongan Syiah
adalah setelah gagalnya perundingan antara Ali bin Abi Talib a Mu’awiyah bin
Abi Sufyan di Siffin. Perundingan ini diakhiri dengan tahkim atau arbitrasi.
Akibat kegagalan itu, sejumlah pasukan Ali memberontak terhadap kepemimpinannya
dan keluar dari pasukan Ali. Mereka itu disebut golongan Khawarij atau
orang-orang yang keluar, sedangkan sebagian besar pasukan yang tetap setia
kepada Ali disebut Syiah atau pengikut Ali.
Satu
contoh 10 kreteria menurut MUI tentang kreteria pemikiran yang
sesat adalah masalah yang sangat prinsip
yaitu tentang keimanan dan
Keislaman antara pemahaman Ahlusunnah dengan
Syiah : Sehingga tepatlah apabila ulama-ulama Ahlussunnah Waljamaah mengatakan
: Bahwa Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) adalah satu agama
tersendiri.
Melihat pentingnya persoalan tersebut,
maka di bawah ini kami nukilkan sebagian dari perbedaan antara aqidah
Ahlussunnah Waljamaah dengan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah
(Ja’fariyah).
1.
Ahlussunnah : Rukun Islam
kita ada 5 (lima)
a)
Syahadatain
b)
As-Sholah
c)
As-Shoum
d)
Az-Zakah
e) Al-Haj
Syiah Imamiyah : Rukun Islam Syiah juga ada 5 (lima) tapi berbeda:
a)
As-Sholah
b)
As-Shoum
c)
Az-Zakah
d) Al-Haj
e) Al
wilayah
2.
Ahlussunnah : Rukun Iman ada 6
(enam) :
a) Iman
kepada Allah
b) Iman
kepada Malaikat-malaikat Nya
c) Iman
kepada Kitab-kitab Nya
d) Iman
kepada Rasul Nya
e) Iman
kepada Yaumil Akhir / hari kiamat
f)
Iman kepada Qadar, baik-buruknya dari Allah.
Syiah Imamiyah : Rukun Iman Syiah ada 5 (lima)*
a)
At-Tauhid
b) An
Nubuwwah
c) Al
Imamah
d) Al Adlu
e) Al
Ma’ad
Pada firqoh syiah yang lain seperti syiah Zaidiyah
juga terdapat perbedaan dengan ahlussunnah :
1)
Tidak ada syafa’at Rasulllah SAW Syiah Zaidiyah mengingkari adanya
syafaah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Imam Ahlus Sunnah, Ash-Shabuni
rahimahullah berkata: “Ahli agama dan Ahlus Sunnah mengimani syafaat Rasulullah
SAW “ .
Sebenarnya untuk meluruskan yang
pertama tentang Iman,islam dan
ihsan Rasulallah SAW sudah menjelaskan
dalam hadistnya yg di riwayatkan
oleh Imam Muslim dan banyak sekali
di jadikan referensi oleh
ulama dalam berbagai kitab.
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً
قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ
شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ
يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ
وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى
الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ
وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ
سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ:
فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ
وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ
وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ
تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ .
قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . [رواه مسلم]
Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata
: Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu
hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat
putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan
jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian
dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya
(Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan
aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam :
“ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah)
selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan
shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian
dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula
yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang
Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan
engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia
berkata: “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku
tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada
Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia
melihat engkau” . Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa
yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau
bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan
agama kalian “. (Riwayat Muslim)
Dari hadist rasulallah di atas saja
kita sudah dapat mengambil satu pelajaran
berharga. Bahwa jika
ada firqoh atau aliran
yg berbeda dengan hadist rasulallah SAW dapat di katakan tergolong pada aliran
yang sesat.
Dan
terdapat banyak lagi perbedaan perbedaan
yang di munculkan oleh kelompok syiah.
Dari kondisi tersebut
untuk menangkal aliran sesat tsb diperlukan beberapa langkah :
1.
Meningkatkan
wawasan keislaman dan ilmu agama dilingkungan keluarga.
2. Memantapkan aqidah dan tauhid sejak dini.
3. Hindari halaqah atau pengajian tertutup.
4. Mengenal guru, ustadz, kyai yang mengajarnya.
5. Menanyakan setiap ajaran yang diragukan kebenarannya.
6. Meyakini bahwa standar kebenaran adalah Al Qur,an dan hadits yang sahih dari penjelasan para ulama.
2. Memantapkan aqidah dan tauhid sejak dini.
3. Hindari halaqah atau pengajian tertutup.
4. Mengenal guru, ustadz, kyai yang mengajarnya.
5. Menanyakan setiap ajaran yang diragukan kebenarannya.
6. Meyakini bahwa standar kebenaran adalah Al Qur,an dan hadits yang sahih dari penjelasan para ulama.
Pada asfek yang
lainnya, pada unsur menjaga
keutuhan NKRI tentunya juga perlu
di cermati oleh warga bangsa. Di
berbagai media kita dapat baca dan lihat, bagaimana suadara kita
seiman di belahan Timur tengah, Syuriah, Yaman, dll, yang mengalami perpecahan luar biasa, yang bisa
di kategorikan unsur pemaksaan
pemahaman tentang keyakinan
terhadap aqidahnya. Oleh karena itu
ummat islam Indoensia harus extra
berjaga akan hal ini, bukan
hanya islam yang akan mengalami kerugian,
akan tetapi NKRI akan
mengalami situasi yang pahit
jika aliran aliran yang keras dan
fundemantal ini muncul secara mayoritas di negeri ini. Mereka menghalalkan darah saudaranya itu berarti
lebih kejam dari manusi yang tidak beragama.
Ingatlah Allah memerintahkan: (QS Al An`am 6:70 Allah
berfirman):
……. وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ
تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلَا
شَفِيعٌ 70. …….
Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak
dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. tidak akan ada
baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa’at[487] selain daripada Allah.
……….
Khotimah
:
Bulan bulan
yang di muliakan Allah harus
ummat jadikan batu loncatan untuk
terus dan kembali mensyiarkan kalimat
Allah di berbagai situasi dan kondisi. Proses menghijrahkan
diri dari satu pemikiran kepada pemikiran yang di ridhoi oleh syariah adalah
sebuah jihad di sisi
Allah. Allah akan memberikan
Jaminan dengan kwalitas ketaqwaan yang sesungguhnya jika ummat melakukan hal itu.
باَرَكَ اللهُ ليِ وَلَكُمْ فيِ الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ , وَنَفَعَني وَإِياَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ , وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ ليِ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِيْنَ و الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُسْلِمَاتُ فَاسْتَغْفِرُوْهَ
, إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ .