Khutbah
Hari Raya Idhul Adha (Qurban )
Masjid Jami' Al-Kariem
BINTARO
|
Senin 12
September 2016 M
10
Dzulhijjah 1437 H
|
Oleh : Drs.H.Hamzah Ahmad MM
|
Tema : “ Kekuatan Sejarah Pada
Asfek Syariah dan Derajat Manusia di Sisi Allah SWT "
|
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله
أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ
اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ
وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ:
فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ:
يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Allahu
Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah
Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Puji dan syukur
kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan kenikmatan kepada kita
dalam jumlah yang begitu banyak sehingga kita bisa hadir pada pagi ini
dalam pelaksanaan shalat Idhul
Adha. Semua ini karena nikmat terbesar yang diberikan Allah swt kepada kita,
yakni nikmat iman dan Islam serta sehat wal’afiat, ...
Shalawat dan
salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat
dan para pengikut setia serta para penerus dakwahnya hingga hari kiamat nanti.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu....Kaum
Muslimin sidang Idhul adha
yang di muliakan Allah,….
Tema
khutbah idhul adha ini adalah : Kekuatan Sejarah Pada Asfek
Syariah dan Derajat
Manusia di Sisi Allah SWT "
Idul Adha yang
kita rayakan dari tahun ke tahun selalu memberi makna dan pelajaran yang amat berharga bagi perjalanan panjang hidup kita yang bersifat diniyah, baik secara pribadi dan
keluarga maupun sebagai umat dan bangsa.
Saat ini
pada waktu yang bersamaan tapi
pada tempat yang berbeda jauh, Lebih
dari 240.000 jamaah haji kita dari Indonesia bersama dengan sekitar 4 juta jamaah haji dari seluruh dunia selalu
kita doakan agar dapat melaksanakan ibadah haji dengan sebaik-baiknya dan
menjadi haji yang mabrur, karena haji yang mabrur pasti memberi pengaruh
positif dalam kehidupan ini. Dan kita juga
meminta dan bermohon agar mereka
juga mendoakan kita sesama muslim agar bangsa kita
dan ummat islam di berikan kekuatan oleh Alah SWT.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Hari Raya
Idhul Adha (
hari raya Qurban )
banyak sekali mengandung hikmah
diniyyah, kemudian untuk lebih memperkuat nilai nilai agamis
kita menyambut Hari
Raya qurban ini bagaimana Kekuatan Sejarah Pada Asfek
Syariah dan Derajat Manusia di Sisi
Allah SWT ?.
Secara Umum, Sejarah
adalah kejadian yang terjadi di masa lampau yang disusun berdasarkan
peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. atau secara sederhana, pengertian
sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau
kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat
manusia. Dalam
bahasa Arab sejarah berasal dari kata syajaratun yang artinya pohon. Maka sejarah sama artinya
dengan sebuah pohon yang terus berkembang mulai dari dari akar yang kemudian
membentuk dahan, cabang, ranting dan daun.Di dalam bahasa Inggris, sejarah
berasal dari kata Historia yang berarti masa lampau, masa
lampau umat manusia. Nugroho
Notosusanto: bahwa
sejarah adalah peristiwa- bermasyarakat
yang terjadi di
masa lampau. Moh.
Hatta: sejarah
dalam wujudnya memberikan pengertian tentang masa lampau. Ibnu Khaldun
(1332-1406). Dalam bukunya yang berjudul
Al-Muqaddimah kitab Al-‘Ibar wa Diwan Al-Mubtada
wa Al-Khabar Sejarah sebagai catatan
tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada
watak/sifat masyarakat itu.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia W.J.S. Poerwadarminta berpendapat bahwa sejarah meliputi tiga
pengertian sebagai berikut :
a. Sejarah berarti silsilah
atau asal-usul.
b. Sejarah berarti ilmu,
pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang benar-benar
terjadi pada masa lampau.
Peristiwa Idhul adha
ini sangat
berhubungan dengan
beberapa sejarah yang bernilai religius. Ibadah Qurban
sangat identik dengan makna sebuah upaya
manusia yang berusaha mendekatkan
diri kepada penciptanya yaitu
Allah SWT. Jika kita
urutkan berbagai mekanisme ibadah kita
kepada Allah, proses idhul adha
mempunyai latar belakang yang
sangat banyak dan beraneka ragam. Agak
berbeda dengan hari raya idhul fitri, yang hanya berlatar belakang
puasa Romadhan. Sedangkan Hari Raya Idhul adha
begitu banyak asfektasi sejarahnya.
Darojat secara harfiyah berarti
naik ke tingkat yang lebih tinggi atau turun ke tingkat yang lebih rendah. Oleh
karena itulah, sepeda dalam bahasa Arab juga disebut darrajat, karena
sepeda ketika dijalankan, seseorang harus menaikkan satu kakinya dan menurunkan
kaki yang lain saat mengayuhnya. Darojat
juga bisa diibaratkan dengan sebuah tangga yang memiliki banyak anak tangga.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
وَلِكُلٍّ
دَرَجَاتٌ مِّمَّا عَمِلُواْ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa
yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka
kerjakan. ( QS Al An'am (6) -Verse 132 )
Ibadah yang senantiasa di lakukan seorang muslim akan sangat memungkinkan untuk memperoleh kondisi
ini di sisi Allah. Hari
Raya Idhul Adha
atau Idhul Qurban
begitu banyak kesempatan ( situasi ) bagi ummat
untuk berbuat yang mengarah pada
nilai nilai spiritual.
Puasa hari tarwiyah
dan hari arofah,Ibadah haji dengan berbagai mekanisme ritualnya, sholat
idhul adha, dan juga berqurban. Dari berbagai keterangan dalam alqur’an dan as sunnah. Aktifitas
Idhul adha begitu
banyak membawa perkembangan
keimanan dan ketaqwaan.
Paling tidak ada
beberapa hal yang mempunyai hubungan yang sangat
bernilai terhadap peristiwa hari raya idhul
adha ini :
- Tentang sholat Idhul Adha
- Tentang sejarah
manusia-manusia yang di
berikan nilai spiritual pada sisi Allah terutama unsur
ketauhidan Nabi Ibrahim as hingga Rasulallah SAW
- Asfektasi sebuah
derajat bagi Manusia
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Mendalami aktivitas di hari
Raya Idhul Adha, dalam siroh
Nabawiyah suatu ketika Rasulallah SAW mengemukakan apa yang
ia sejarahkan ketika memasuki
Hari Raya Haji ( Idhul Qurban),kami nukilkan dari kitab Tafsir ibnu katsir Juz ke
3 halaman 372 disebutkan bahwa Rasulallah
saat memasuki tanggal 10
Dzulhijah. Rasulullah saw bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ مَا نَبْدَأُ بِهِ فِيْ يَوْمِنَا هَذَا أَنْ نُصَلِّيَ ثُمَّ نَرْجِعَ
فَنَنْحَرَ
“Sesungguhnya yang pertama kali kita lakukan pada
hari ini adalah menunaikan shalat (idul Adha), kemudian pulang lalu menyembelih
hewan kurban”. (HR. Bukhari)
مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ
وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ
بِقُرُونِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ
اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ
“Tidak ada satu amalan yang
dikerjakan anak Adam pada hari nahar (hari penyembelihan) yang lebih dicintai
oleh Alah 'Azza wa Jalla daripada mengalirkan darah. Sungguh dia akan datang
pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, kuku dan rambutnya. Sesunggunya
darahnya akan sampai kepada Allah 'Azza wa Jalla sebelum jatuh ke tanah… ” (HR.
Ibnu Majah dan al-Tirmidzi )
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ شَهِدْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- الأَضْحَى بِالْمُصَلَّى فَلَمَّا قَضَى خُطْبَتَهُ نَزَلَ مِنْ
مِنْبَرِهِ وَأُتِىَ بِكَبْشٍ فَذَبَحَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
بِيَدِهِ وَقَالَ: (( بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ هَذَا عَنِّى وَعَمَّنْ
لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِى )).
“Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah radhiallahu
‘anhu bahwasanya dia berkata, “Saya menghadiri shalat idul-Adha bersama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di mushalla (tanah lapang).
Setelah beliau berkhutbah, beliau turun dari mimbarnya dan didatangkan
kepadanya seekor kambing. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyembelihnya dengan tangannya, sambil mengatakan: Dengan nama Allah. Allah
Maha Besar. Kambing ini dariku dan dari orang-orang yang belum menyembelih di
kalangan umatku”
Allah subhanahu wa ta’ala mensyariatkan qurban.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ ، إِنَّ
شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
“Sesungguhnya kami telah
memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka shalatlah karena Tuhanmu dan
sembelihlah hewan kurban. Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang
terputus”. (Al-Kautsar: 1-3)
Di ayat yang lain Allah mengemukakan :
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ
اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُم مِّن بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ
وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ
Artinya : Dan bagi tiap-tiap umat
telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah
terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka
Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya.
Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada
Allah) ( QS Al Hajj (22) -Verse 34 )
Prof Dr
Rosihan Anwar MA,. Dalam Metodologi Studi Islam, menulis, Bahwa proses beragama
seseorang setidaknya harus
melakukan 7 pendekatan ( analisis). Diantara pendekatan
itu adalah “ Pendekatan Historis “. Ranah
Historis dalam Islam begitu
sangat kuat dan tinggi nilainya, terutama ibadah
hari raya Idhul Qurban. Nabi Ibrahim as dan keluarganya sangat dominan dalam
historikal ( sejarah ) Idhul
Qurban ( Thowaf, Sya,i, Wukup, jumroh ) dan yang muaranya
semua akhtifitas sejarah mereka menjadi bagian dari syariat keislaman di mana syariat itulah manusia
akan di hantarkan untuk
menghadap Allah SWT.
Diantara 5 latar belakang dari
sejarah dan filosofi mencari hikmah dalam hari raya idhul
qurban diantaranya :
Pertama : Sholat sunnah Idhul
Adha
Dalam proses
ibadahnya manusia ibadah sunnah ini merupakan peristiwa yang pernah di lakukan
oleh Rasulallah
SAW dan kita ummatnya melanjutkannya sebagai bukti
cintanya kita kepada ajaran
rasulallah saw untuk meraih keridhoan Allah. Diantara
hikmah mekanisme dakwah
mempersamakan persepsi keimanan dapat di lakukan dengan terjadinya khutbah.
Kedua
; Idhul adha identik dengan ibadah
Qurban. Qurban dalam bahasa
sederhana bermakna “ Dekat “ asal kata “ Qorroba “ Yuqorribu “ Qurbanan “. Ketika seorang muslim berqurban berarti dia sedang melakukan satu proses pendekatan
diri yang luar biasa kepada Allah.
Walaupun bahasa alqur’an memberikan gambaran
bahwa qurban itu hanya
proses. Hakikatnya yang di
nilai oleh Allah
adalah taqwanya.
لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِن
يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ
عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
Artinya : Daging-daging unta dan
darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi
ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah
menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya
kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat
baik. ( QS Al Hajj (22) -Verse 37 )
Masyarakat Arab jahiliyah dalam peradabannya melakukan qurban dengan
proses yang sangat tidak rasional, sangat jauh
terhadap nilai-nilai penghambaan.
Bangsa Arab Jahiliyah juga suka berqurban. Qurban
mereka dipersembahkan untuk berhala-berhala yang mereka sembah. Cara qurban Arab Jahiliyah, yaitu mereka jika menyembelih
binatang qurban, seperti unta, mereka percikan daging dan darahnya pada al-baet
(ka’bah) dan juga kepada
patung patung yang mereka letakan di s.Arab Jahili jika mereka menyembelih
binatang, memercikan darahnya pada permukaan ka’bah, dan memotong-motong
dagingnya lalu mereka simpan di atas batu.
Selain qurban yang disembelih, juga ada qurban Jahiliyah yang dilepas
untuk sembahan mereka, yaitu Bahîrah, sâibah, washîlah dan hâm.
a)
Bahîrah, ialah unta
betina yang telah beranak lima kali, dibebaskan, tidak boleh di ganggu. Jika
anak yang kelima jantan, mereka sembelih dan boleh dimakan baik oleh laki-laki
atau perempuan.
b) Sâibah, yaitu unta
jantan yang dilepas tidak boleh diganggu karena dipakai nazar pada
Thaugut-thaugut mereka. Orang Arab Jahiliyyah jika mereka sakit atau sesuatu
yang hilang kembali lagi, mereka jadikan unta jantan saibah ini
sebagai qurban.
c)
Washîlah, ialah
domba betina jika melahirkan betina, mereka makan. Jika lahir jantan
dipersembahkan buat Tuhan mereka. Jika kembar, mereka tidak menyembelih yang jantan
karena buat Tuhan mereka.
d) Hâm, ialah
unta jantan yang telah dapat membuntingkan unta betina 10 kali, tidak boleh
diganggu-gugat lagi, untuk Tuhan mereka.
Sembelihan Jahiliyyah itu terbagi
tiga:
1. Untuk mendekatkan diri kepada
sesuatu yang dipuja. Sembelihan untuk maksud ini dibakar, mereka ambil kulitnya
saja, dan mereka berikan kepada Kahin (dukun).
2. Untuk meminta ampun. Untuk
maksud ini, dibakar separuh, dan separuhnya lagi diberikan kepada kahin (dukun).
3. Untuk memohon keselamatan.
Untuk maksud ini mereka makan.;
Allahu
Akbar 3X Walillahilhamdu
Ketiga :
Idhul adha sangat melekat dengan nilai nilai ketauhidan
dari Nabi Ibrahim as. Maksudnya Nabi Ibrahim as
dari sejarahnya mencari
Hakikat Tuhan perlu kita jadikan pelajaran berharga dalam meyakini
kebenaran Allah swt dari
peoses keyakinan Nabi Ibrahim as.
وَكَذَلِكَ
نُرِي إِبْرَاهِيمَ مَلَكُوتَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ
الْمُوقِنِين
Artinya: “Dan demikianlah Kami
perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit
dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang
yang yakin ( QS Al-An’am ) 75 )
Prof.Dr.H.M.Quraish
Shihab dalam Tafsir Al Misbah mengemukakan ; ,…bahwa nabi Ibrahim pada saat
itu baru sampai pada tahap “ilmul Yakin, belum ainul yakin apalagi haqul yaqin.Belaiu
baru sampai pada
tahap sempurna setelah
firman Allah surat al an’am ayat
75 ini….. ( Almisbah juz
1 hal 525 )
Allahu
Akbar 3X Walillahilhamdu
Keempat : Idhul
adha setidaknya harus
mampu melahirkan rasa
mengagungkan asma Allah
ذَلِكَ
وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ
Artinya : Demikianlah (perintah
Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah [991], maka sesungguhnya itu timbul dari
ketakwaan hati ( QS Al Hajj (22) -Verse
32 )
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Dari beberapa
hikmah yang melatar belakangi
idhul adha adalah
semua bermuara ke
arah Taqwa. Semoga
idhul adha tahun
ini akan melahirkan nilai taqwa
yang maksimal
amien ya robbal aalamin.
Oleh karena
itu paling tidak terdapat lima kekuatan yang harus kita
bangun pada diri kita,umat kita ini untuk bisa mengatasi persoalan dan
membangun kehidupan yang lebih baik pada masa-masa mendatang.
Khotimah :
Pertama,
kekuatan aqidah, iman atau tauhid kepada Allah swt. Nabi Ibrahim as telah
mencontohkan kepada kita bagaimana aqidah begitu melekat pada jiwanya sehingga
ia berlepas diri dari siapa pun dari kemusyrikan, termasuk orang tuanya yang
tidak mau bertauhid kepada Allah swt.Proses penemuan
Nabi Ibrahim sangat Penomenal
pada saat itu, di tengah kemusyrikan Nabi Ibrahim
menemukan Ketauhidan dan itupun tidaklah mudah. Sejarah dalam alqur’an menyebutkan. Kesemua itu
akan melahirkan akhlaq dalam hidup
bernegara. Ulama mesir Syauqi
Bey, menyatakan :
إِنَّماَ الأُمَمُ الأَخْلاَقُ ماَ بَقِيَتْ
وَإِنْ هُمُوْ ذَهَبَتْ أَخْلاَقُهُمْ ذَهَبُوْا
Artinya : Suatu
bangsa akan kekal selama berakhlaq, bila akhlaq telah lenyap, lenyaplah bangsa itu.
Kedua, Kekuatan
sejarah sangat linear dnegan
syariah beragama, Nabi Ibrahim
dan keluarganya sudah
menghantarkan kita ummat islam untuk mencapai derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.
Ketiga, Kekuatan yang
perlu kita hadirkan
dari syariah Ibadah haji adalah bahwa
manusia itu Dubes Allah di muka bumi setalah melakukan ibadah haji. Maka berjalanlah di bumi Allah untuk
selalu membesarkan dan mensyiarkan agama Allah SWT.
Keempat,Generasi Ibrahim as adalah generasi yang cinta akan ilmu,
karena itu ia mencarinya, di manapun ilmu itu berada, tanpa ada perasaan puas
dalam mendapatkannya, bahkan ilmu yang didapatnya menyatu ke dalam jiwa, sikap
dan tingkah lakunya, Allah swt berfirman:
وَاذْكُرْ عِبَادَنَا إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ
وَيَعْقُوبَ أُولِي الْأَيْدِي وَالْأَبْصَار
Dan ingatlah hamba-hamba Kami:
Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan
ilmu-ilmu yang Tinggi (QS Shad [38]:45).
Ke Lima, kekuatan syariah
pelaksanaan ibadah haji akan sangat memungkinkan Allah mengafresiasi
derajat yang tinggi
bagi ummat manusia, karenanya seluruh aktifitas filosofi Ibadah haji harus terus
kita implementasikan.
Allah
swt berfirman:
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَاتٌ ۚ فَمَن
فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي
الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي
الْأَلْبَابِ
“(Musim haji) adalah beberapa bulan yang
dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan
haji, maka tidak boleh mengerjakan rafats (perkataan maupun perbuatan yang
bersifat seksual), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa
mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
mengetahuinya. Dan berbekallah kamu, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah
taqwa, dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (QS
Al Baqarah [2]:197)
وَلِكُلٍّ
دَرَجَاتٌ مِّمَّا عَمِلُواْ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Dan masing-masing orang
memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan
Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. ( QS
Al An'am (6) -Verse 132 )
Allahu Akbar 3X Walillahil Hamdu.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ مَا
تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ،. تَقَبَّلَ اللهُ عَمَلَنَا وَعَمَلَكُمْ وَجَعَلَهَا فِي
مِيْزَانِ حَسَنَاتِنَا، إِنَّهُ وَلِيُّ ذَلِكَ وَالْقَادِرُ عَلَيْهِ
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah 2
اَللهُ أَكْبَرُ ... X 7 اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْراً
وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٌ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ
... اِتَّقُوْا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ تَعَالَى صَلَّى
عَلَى نَبِيِّهِ قَدِيْمًا: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى
النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ
أَمْرِنا وَأَصْلِحْ لنا دُنْيَانا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لنا
آخِرَتَنَا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لنا فِي
كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. اللّهمَّ أَعِزَّ
الإسْلاَمَ وَالمسلمين وَأَذِلَّ الشِّرْكَ والمشركين وَدَمِّرْ أعْدَاءَ الدِّينِ
وَاجْعَلْ دَائِرَةَ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ يا ربَّ العالمين. اللهمَّ ارْزُقْنَا
الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا
آتِنَا فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ. وصَلِّ اللهمَّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ
وَعَلىَ آلِهِ وصَحْبِهِ وَسَلِّمْ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللهُ
أَكْبَرُ ... X 3 وَلِلَّهِ الْحَمْدِ
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته