Khutbah Jum,at Masjid Al Ikhlas Marinir Cilandak Yon Tempur 2 Jakarta
اَلْحَمْدُ لله على
نعمه فى شهر شعبان, الذى جعلنا من المسلمين الكاملين, وأمرنا باتباع
سبيل
المؤمنين, وأشْهَدُ أَنْ لَا إله إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الحق
المبين وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصادق
الوعد الأمين, اللهم صَلَّى عَلَى سيدنا محمد وَعَلَى أله وَصَحْبِهِ أجمعين,
وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أما بعد أوصيكم ونفسى بتقوى الله, وكونوا من
المؤمنين الصادقين -
وَقَالَ تَعاَلَى:يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ
عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيم.أما بعد. قال الله
تعالى: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : فَاتَّق اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وأتْبِعِ
السَّيِّئَةَ الْجَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Puji
syukur,....sholawat serta salam, wasiat taqwa,....
Diantara
sekian banyak hikmah pelaksanaan
Jum,at bagi ummat islam. Dalam metodologi
Dakwah, setidaknya proses jum,at
itu minimal mempunyai
beberapa manfaat :
1.
Terjadinya ukhwah Islamiyah
2.
Terjadinya Proses Pencerahan pemikiran ummat
3.
Peningkatan ketaqwaan
Hadirin sidang jama’ah jum’at rohimakumullah,..
Kehidupan
kita manusia pasti
akan mengalami beberapa Dinamika.
Dinamika kehidupan bernegara dan dinamika
kehidupan beragama. Menurut
Khotib dinamika dinamika
ini tidak bisa kita
elakan atau kita hindari justru
sebaliknya kita sikapi dengan sebaik baiknya agar
kita suskes pada
dinamika dinamika tersebut, lebih
dalam yang sangat objektif
adalah kita harus mensukseskan dinamika kehidupan
beragama kita. Mengapa, karena perputaran
( dinamika ) kehidupan
beragama inilah yang akan melahirkan keberhasilan kita dalam kehidupan dunia ini di sisi
Allah. Dan kehidupan bernegara
hanyalah sebagai bagian penghantar
untuk itu. Oleh karenanya seorang
muslim harus terus melakukan
berbagai pengembangan
analisa spiritualnya, mempertajam
nuansa agamisnya, salah satunya adalah
menelaah bulan bulan yang dalam beberapa sejarah mempunyai nilai yang mulia di
sisi Allah.
Saat
ini kita telah memasuki awal bulan
sya,ban. Dan jum,at pertama dari bulan sya,ban.Tepatnya tanggal 1 Sya,ban 1437 H/ 28 April M. Bulan yang terletak di antara Rajab dan
Ramadhan ini seringkali dilalaikan oleh banyak orang sebagaimana sabda Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:
ذَلِكَ شَهْرٌ
يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ
“(Sya’ban) ini adalah bulan yang dilalaikan oleh
kebanyakan manusia, yaitu (terletak) antara bulan Rajab dan Ramadhan” (HR. An-Nasa’I; hasan)
Rasulullah SAW bersabda dalam kelanjutan hadits di atas:
وَهُوَ
شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِي
Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam.
(HR. An-Nasa'i dan Ahmad. "Hasan" menurut Al-Albani)
Oleh karena
itu tema pembahasan khutbah ini “ Kemulyaan Bulan Sya,ban di
sisi Allah sebagai Motivasi Ibadah Ummat
“
Dari berbagai
kesempatan yang Allah berikan kepada
kita sejauhmana sebenarnya
kita manusia berupaya melakukan yang terbaik dalam kehidupan
kita untuk kehidupan berikutnya. Oleh karenya manusia
harus terus dan terus melakukan berbagai perbaikan, terutama
perbaikan pola pemikiran antara
dunia oreinted atau akhirat oriented, terutama pada saat dan waktu yang Allah ungkapkan
mempunyai keistimewaan.
Menurut Imam Ibnu Mandzur dalam Lisanul Arob,
makna kata Sya’ban adalah dari lafadz Sya’aba atau berarti
dhoharo (tampak) diantara dua bulan mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan.
Sya’ban berasal
dari kosa kata bahasa Arab -Sya’aba-Yasy’abu-Sya’ban/Sya’banun yang berarti berpisah
atau berpencar.
Dalam Kitab Durrotun
Nashihin, Yahya Bin Muazd berkata : Lafazd sya’ban itu menyimpan
karunia yang banyak untuk
orang orang mukmin, dari perpanjangan 5 huruf :
1.
Syin : Syarafun wal
Syafa’atun = Kemulyaan dan Syafaat
2.
‘ain : Al Izzah wal Karomah = Kemenangan dan Karomah
3.
Ba’ ; Al Birru =
Kebaikan
4.
Alif ; Ulfah = Belas kasihan
5.
Nun ; An Nur =
bercahaya
Diantara kemuliaan bulan sya,ban dari
Allah untuk ummat Rasulallah saw
adalah ;
Perpindahan Kiblat ummat islam dari Baitul Maqdis ke Ka’bah
Jika di
cermati melalui asfek sejarah
Rasulallah SAW bulan sya,ban
begitu banyak peristiwa agamis yang beliau alami. Pada bulan Sya’ban,
Allah berkenan untuk merubah arah kiblat umat Islam dari Masjidil Aqsho
(palestina) ke arah Masjidil Haram (arab Saudi), yang sebelumnya tatkala umat
Islam berada di Kota Madinah, jika melakukan shalat kiblatnya mengarah ke arah
Baitul Maqdis. Dalam kitab Durrotun
Nashihin kami nukilkan, Tepatnya pada 15
Sya’ban, Allah berkenan memindah kiblat umat Islam menuju Masjidil Haram. seperti yang diungkapkan Al Qurthubi
didalam menafsirkan firman Allah swt :
سَيَقُولُ السُّفَهَاء مِنَ النَّاسِ مَا وَلاَّهُمْ عَن قِبْلَتِهِمُ الَّتِي
كَانُواْ عَلَيْهَا قُل لِّلّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ يَهْدِي مَن يَشَاء
إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Artinya : “Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata:
“Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis)
yang dahulu mereka Telah berkiblat kepadanya?” Katakanlah: “Kepunyaan Allah-lah
timur dan barat; dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke
jalan yang lurus”. (QS. Al Baqoroh : 142).
Turun Ayat Sholawat Nabi.
Rasulullah
SAW bersedih hati melihat kaumnya
menjadi bahan ejekan dan hinaan orang – orang Yahudi.Kemudian beliau berdo’a
kepada Allah ta’ala agar mengangkat hinaan itu dan memindahkan kiblat ke ka’bah
kembali.Allah ta’ala mengabulkan do’a dari nabi mulia ini dan menjadikan ka’bah
sebagai kiblat kaum muslim.Hal ini dijelaskan dalam surat al-Baqoroh ayat 133 :
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ
وَجْهِكَ فِي السَّمَاء فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ
شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّواْ وُجُوِهَكُمْ
شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوْتُواْ الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ
مِن رَّبِّهِمْ وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke
langit [96], maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang
kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu
berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi
dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa
berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah
sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjaka. ( QS Al Baqarah (2) ayat 144 )
. Al-Imam al-Qurthubi dalam al-Jami’ li-ahkami al-Qur’an
mengutip dari Abu hatim al-Basti bahwa umat Islam sholat menghadap ke baitul
maqdis selama 17 bulan 3 hari,Hal ini karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam tiba di Madinah pada hari senin dua belas Rabi’ul Awwal kemudian Allah
memerintahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadap ka’bah pada hari
senin pertengahan bulan Sya’ban.
Ayat
Perintah Bersholawat Kepada
Nabi
Diturunkannya
ayat tentang anjuran membaca sholawat kepada baginda Nabi saw, yaitu ayat:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk NabiMuhammad SAW. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab;56)
Kaum
Muslimin meyakini bahwa pada malam ini, dua malaikat pencatat amalan keseharian
manusia, yakni Raqib dan Atid, menyerahkan catatan amalan manusia kepada Allah
SWT, dan pada malam itu pula buku catatan-catatan amal yang digunakan setiap
tahun diganti dengan yang baru.
مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ
رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Artinya : Tiada
suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas
yang selalu hadir. ( QS.Qaaf (50) 18 )
Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya'ban
sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan). Menurut al-Ghazali, pada
malam ke-13 bulan Sya'ban Allah SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada
hambanya. Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara
penuh. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak
sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Karena pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah,
catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.
Al Qasthalani menyebutkan didalam
kitabnya “al Mawahib Liddiniyah” juz
II hal 259 bahwa para tabi’in dari ahli Syam, seperti Khalid bin Ma’dan dan
Makhul bersungguh-sungguh dengan ibadah pada malam nisfu sya’ban.
Banyak
orang yang melalaikan bulan Sya’ban. Padahal bulan ini adalah bulan yang
istimewa. Di bulan Sya’ban inilah amal manusia diangkat kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam kelanjutan
hadits di atas:
وَهُوَ شَهْرٌ
تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Di
bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam (HR.
An-Nasa’I; hasan)”
Inilah keutama’an pertama bulan Sya’ban.
Bulan diangkatnya amal manusia kepada Allah Azza wa Jalla.
Keutamaan kedua dari bulan Sya’ban ada
pada pertengahannya, yakni Nisfu Sya’ban. Rasulullah shallalahu ‘alaihi
wasallam bersabda tentang keutamaan nishfu Sya’ban :
إِنَّ اللَّهَ
لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ
خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
“Sesungguhnya Allah memeriksa pada setiap
malam nishfu Sya’ban. Lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali yang
berbuat syirik atau yang bertengkar dengan saudaranya” (HR. Ibnu Majah; sya’ban)
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Para
ulama menamai malam Nishfu Sya’ban dengan beragam nama. Banyaknya nama-nama ini
mengindikasikan kemuliaan malam tersebut.
1. Lailatul Mubarokah (malam yang penuh
berkah).
2. Lailatul Qismah (malam pembagian
rizki).
3. Lailatut Takfir (malam peleburan
dosa).
4. Lailatul Ijabah (malam dikabulkannya
doa)
5. Lailatul Hayah walailatu ‘Idil Malaikah (malam hari
rayanya malaikat).
6. Lalilatus Syafa’ah (malam syafa’at)
7. Lailatul Baro’ah (malam pembebasan).
Kesimpulan.
Dihadirkannya kita
pada bulan sya;ban ini adalah
kehendak Allah kepada kita, berarti masih ada kesempatan untuk menambah nilai kita
di sisi Allah.
Kegiatan
malam nisfu sya,ban berisikan hal hal yang baik dalam kontek pendekatan
seorang hamba kepada Allah, karena
tidak mesti di katakan itu haram dan tidak di jalankan
oleh Rasulallah.
وَعَسَى
أَن تَكْرَهُواْ شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئًا
وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu,
padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,”
(QS al-Baqarah: 216).
Al Baqarah (2) -Verse 216-
باَرَكَ اللهُ ليِ وَلَكُمْ فيِ الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ , وَنَفَعَني وَإِياَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ , وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ ليِ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِيْنَ و الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُسْلِمَاتُ
فَاسْتَغْفِرُوْهَ , إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ .
----