Rabu, 11 November 2015

Lunturnya Aqidah





الْحَمْدُ للهِ القَوِيِّ المَتِينِ، سُبْحَانَهُ خَلَقَ الإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ،
 وَهَدَاهُ لِلْمَنْهَجِ القَوِيمِ، وَسَنَّ شَرَائِعَ فِيهَا القُوَّةُ وَالتَّمكِينُ، بِحِكْمَتِهِ نُؤْمِنُ، وَبِقُدْرَتِهِ نُوقِنُ، عَلَيْهِ نَتَوَكَّلُ، وَإِيَّاهُ نَستَعِينُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.، أَمّا بَعْدُ
Tema : “ Memperkuat Aqidah Islamiyah Ummat  Dalam Memuliakan Bulan Muharram ”
Puji  Syukur,...........sholawat serta  salam,...wasiat  Taqwa,...
Diantara hikmah  pelaksanaan  ibadah jum,at  dalam metodologi  dakwah diantaranya  : 1). Melahirkan Ukhwah islamiyah 2). Memantapkan kwalitas keimanan ummat dan 3). Pencerahan Pemikiran ummat tentang  proses  beragamanya.  Oleh  karena  itu  tema  khutbah jum,at kali ini adalah : “ Memperkuat Aqidah Islamiyah Ummat  dari Momentum mulianya Bulan Muharram ”.   
Tidak  terasa  saat ini kita  sudah berada  di tanggal 17 Muharram 1437 H. Bulan  ini adalah  salah  satu  bulan  yang mendapatkan kategori bulan yang mulia  di sisi  Allah,  ulama sepakat diantaranya  Dzulqo,dah, Dzulhijjah, Muharram dan bulan Rajab. Itu adalah bulan bulan yang haramkan (muliakan ) oleh Allah.Oleh karena itu  kita  harus  menjaga dengan sebaik baiknya aktifitas  kehidupan kita dengan nilai nilai religius yang  sebaik baiknya.
Kita  harus  selalu dan selalu  mengingat  sabda  Kanjeng Nabi  Muhammad SAW tentang kondisi  di padang  mahsyar  nanti sesuai  hadist beliau : yang  terdapat  dalam tafsir  yassin buah tangan Syeikh Hasami. Tidak bergeser sejengkal pun kelak di akherat sebelum ditanya empat perkara, di antaranya ilmunya untuk apa.
عَنْ أَبِى بَرْزَةَ الأَسْلَمِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
« لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ ». ) الترمذى قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.قال الشيخ الألباني : صحيح (
Dari Abi Barzah Al-Aslami berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: tidaklah bergeser dua tapak kaki hamba pada Hari Qiyamat sehingga ditanya tentang umurnya dia habiskan untuk apa, tentang ilmunya dia kerjakan untuk apa, tentang hartanya dari mana dia usahakannya dan untuk apa dia belanjakannya, dan tentang badannya dia gunakan untuk apa. (HR At-Tirmidzi, dia berkata hasan shahih. Syaikh Al-Albani berkata: shahih).
Dari  ungkapan rasulallah ini, hendaknya  ummat  selalu  mampu dan mau  untuk melakukan sebuah  muhasabah dan itrosfeksi  tentang hakikat  kehidupannya, di  dunia  ini, terutama di bulan bulan yang memang dalam sejarah  mempunyai  kemuliayaan yang besar diisisi  Allah.فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ...........
.......maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu,.....(  QS  At Taubah  36 )
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللَّهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar Allah , dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram …” (QS. Al Maidah (5): 2)
Sesuatu yang paling berharga yang diberikan oleh Allah kepada seorang hamba adalah aqidah yang benar. Maka ilmu yang membahas tentang aqidah yang benar adalah ilmu yang amat penting dibandingkan ilmu-ilmu yang lainya.  Tentunya  dalam proses  kesempurnaan beragama.
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan mereka yang bersungguh-sungguh mencari kebenaran-Ku sungguh Aku akan memberi petunjuk kepada mereka (Al-Ankabut ayat 69)”.
Menurut bahasa (etimology), aqidah berasal dari perkataan bahasa Arab yaitu kata dasar al-aqd yaitu al-Rabith (ikatan), al-Ibram (pengesahan), al-Ahkam (penguatan), al-Tawuts (menjadi kokoh, kuat).  
Sedangkan menurut istilah (terminologi), aqidah berarti perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya serta tidak mudah terurai oleh pengaruh manapun baik dari dalam atau dari luar diri seseorang.  Jadi, aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan.
Sedangkan  Hijrah. Imam Al Asfahani hijrah berarti berpisahnya seseorang dengan yang lain, baik berpisah secara badaniah, lisan, atau dengan hati. Berbeda dengan Al Jurjani, menurutnya hijrah adalah meninggalkan tanah air yang dibawah kekuasaan orang-orang kafir menuju ke daerah Islam.  Pada  kondisi  saat  ini  yg  perlu  di evaluasi  oleh ummat islam adalah, perlunya  melakukan Hijrah pada 2  sisi.  Tentang  Hijrah Tempat  dan Hijrah  Pemikiran.
Sudah bukan rahasia  umum  lagi, kondisi  ummat saat ini sedang mengalami  tantangan yang sangat luar biasa  tentang mempertahankan dan menjaga   aqidah yang benar. Yang sesuai dengan apa yang di kandung oleh  isi alqur,an dan alhadis Rasulallah SAW.
Berbagai  seminar  dan sosialisasi  tentang bahaya   masuknya  aliran aliran sesat  sudah  dan terus   di lakukan oleh berbagai lembaga.  Tetapi  memang  kekuatan mereka  yang ingin menghancurkan aqidah ummat  Islam  seakan tidak  pernah mengalami kata akhir. Yang  sangat  penting adalah  mengingatkan  ummat akan hal  ini.
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنفَعُ الْمُؤْمِنِينَ
Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.'' (QS al-Dzariyat [51]: 55).
Masuknya  pemikiran  yang  di kategorikan sesat  oleh  ulama dan lembaga keberagamaan di negeri ini, harus   di pahami secara  konfrehensif  oleh ummat islam. Era  reformasi ternyata  juga  melahirkan rasa  kebebasan dalam berpola  fikir yang  bernuansa  agamis. Seakan akan akan setiap  kita atau  kelompok di berikan kebebasan untuk  melakukan sesuatu padahal  jika  di telusuri hal  itu terdapat  dimensi untuk  memudarkan cahaya  Agama  Allah SWT. Bahkan melahirkan perpecahan ummat islam.
Menyikapi maraknya berbagai aliran sesat maka MUI pada munas ke 7 /2005 telah menetapkan 10 kriteria atau ciri dari aliran sesat. MUI telah mengeluarkan 10 Kriteria Aliran Sesat yang merupakan indikator bahwa sebuah aliran dapat dikatakan sesat. Kesepuluh kriteria yang dapat memudahkan umat Islam untuk menentukan aliran sesat itu kami kutipkan dari harian REPUBLIKA, 7 November 2007, seperti apa adanya di bawah ini::
1. Mengingkari rukun iman yang 6 dan rukun Islam yang 5.
2. Meyakini atau mengikuti akidah aqidah yang tidak sesuai dalil syar'i ( Al Qur,an dan as sunnah )
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Al Qur,an .( Ahmadiyah )
4. Mengingkari otentisitas dan kebenaran Al Qur,an. ( JIL)
5. Melakukan penafsiran Al Qur,an tidak berdasar kaidah tafsir.
6. Mengingkari kedudukan Hadits Nabi saw sebagai sumber ajaran Islam.( Inkar Sunah )
7. Melecehkan atau merendahkan para Nabi.
8. Mengingkari Nabi Muhamad saw sebagai Nabi dan Rosul yang terakhir.
9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syari,ah.
10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil yang syar,i

Dari  10  hal  di atas, ummat  sudah seharusnya  melakukan pengkajian yang mendalam agar  aqidah ummat  tidak mengalami  pergerseran bahkan keluar  dari aqidah yang di benarkan oleh syariah islamiyah.
Salah satu   yang teridentifikasi  sesat  adalah  Syiah. Syiah adalah salah satu aliran dalam Islam yang meyakini Ali bin Abi Talib dan keturunannya sebagai pemimpin Islam setelah Nabi saw. wafat. Sebagian menganggap Syiah lahir setelah Nabi Muhammad saw. wafat, yaitu pada suatu perebutan kekuasaan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Para ahli pada umumnya membagi sekte Syiah dalam empat golongan besar, yaitu Kaisaniyah, Zaidiyah, Imamiyah, dan kaum Ghulat, sebab firqah-firqah Syiah yang mencapai jumlah ratusan itu sejatinya bermuara dari empat kelompok besar tersebut.[2]
Pendapat yang paling popular tentang lahirnya golongan Syiah adalah setelah gagalnya perundingan antara Ali bin Abi Talib a Mu’awiyah bin Abi Sufyan di Siffin. Perundingan ini diakhiri dengan tahkim atau arbitrasi. Akibat kegagalan itu, sejumlah pasukan Ali memberontak terhadap kepemimpinannya dan keluar dari pasukan Ali. Mereka itu disebut golongan Khawarij atau orang-orang yang keluar, sedangkan sebagian besar pasukan yang tetap setia kepada Ali disebut Syiah atau pengikut Ali.
Satu  contoh  10 kreteria  menurut MUI tentang kreteria pemikiran yang sesat  adalah  masalah yang sangat  prinsip  yaitu  tentang keimanan dan Keislaman antara  pemahaman Ahlusunnah dengan Syiah : Sehingga tepatlah apabila ulama-ulama Ahlussunnah Waljamaah mengatakan : Bahwa Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) adalah satu agama tersendiri.

Melihat pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah ini kami nukilkan sebagian dari perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dengan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah).

 1.      Ahlussunnah         : Rukun Islam kita ada 5 (lima)
a)      Syahadatain
b)      As-Sholah
c)      As-Shoum
d)      Az-Zakah
e)      Al-Haj
      Syiah Imamiyah    : Rukun Islam Syiah juga ada 5 (lima) tapi berbeda:
a)      As-Sholah
b)      As-Shoum
c)      Az-Zakah
d)      Al-Haj
e)      Al wilayah
 
 2.      Ahlussunnah         : Rukun Iman ada 6 (enam) :
a)      Iman kepada Allah
b)      Iman kepada Malaikat-malaikat Nya
c)      Iman kepada Kitab-kitab Nya
d)      Iman kepada Rasul Nya
e)      Iman kepada Yaumil Akhir / hari kiamat
f)       Iman kepada Qadar, baik-buruknya dari Allah.

      Syiah   Imamiyah    : Rukun Iman Syiah ada 5 (lima)*
a)      At-Tauhid
b)      An Nubuwwah
c)      Al Imamah
d)      Al Adlu
e)      Al Ma’ad
Pada  firqoh syiah yang lain seperti syiah Zaidiyah juga terdapat perbedaan dengan ahlussunnah  :
1) Tidak ada syafa’at Rasulllah SAW Syiah Zaidiyah mengingkari adanya syafaah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Imam Ahlus Sunnah, Ash-Shabuni rahimahullah berkata: “Ahli agama dan Ahlus Sunnah mengimani syafaat Rasulullah  SAW “ .  Sebenarnya untuk meluruskan yang  pertama  tentang Iman,islam dan ihsan  Rasulallah SAW sudah menjelaskan dalam hadistnya  yg di riwayatkan oleh  Imam Muslim dan banyak  sekali  di jadikan referensi  oleh ulama    dalam berbagai kitab.

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ   وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . [رواه مسلم]
 Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang  membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“.  Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim)
Dari  hadist  rasulallah di atas  saja  kita  sudah dapat  mengambil satu  pelajaran  berharga.  Bahwa  jika  ada  firqoh atau  aliran  yg  berbeda dengan hadist  rasulallah SAW  dapat di katakan tergolong pada  aliran  yang sesat.
Dan terdapat banyak lagi  perbedaan perbedaan yang di munculkan oleh kelompok syiah.
Dari  kondisi tersebut untuk menangkal aliran sesat tsb diperlukan beberapa langkah :
1.                Meningkatkan wawasan keislaman dan ilmu agama dilingkungan keluarga.
2. Memantapkan aqidah dan tauhid sejak dini.
3. Hindari halaqah atau pengajian tertutup.
4. Mengenal guru, ustadz, kyai yang mengajarnya.
5. Menanyakan setiap ajaran yang diragukan kebenarannya.
6. Meyakini bahwa standar kebenaran adalah Al Qur,an dan hadits yang sahih dari  penjelasan para  ulama.
Pada  asfek yang lainnya,  pada  unsur menjaga  keutuhan NKRI tentunya  juga  perlu  di cermati oleh warga bangsa.  Di berbagai media kita  dapat  baca dan lihat, bagaimana suadara  kita  seiman di belahan Timur tengah, Syuriah, Yaman, dll, yang mengalami  perpecahan luar biasa,  yang bisa  di kategorikan unsur pemaksaan  pemahaman tentang  keyakinan terhadap  aqidahnya. Oleh karena  itu  ummat islam Indoensia  harus  extra  berjaga  akan hal ini, bukan hanya  islam yang akan mengalami  kerugian,  akan tetapi  NKRI akan mengalami  situasi  yang pahit  jika  aliran aliran yang keras dan fundemantal ini muncul  secara  mayoritas di negeri ini. Mereka  menghalalkan darah saudaranya  itu berarti  lebih kejam dari manusi  yang  tidak beragama.
Ingatlah Allah memerintahkan: (QS Al An`am 6:70 Allah berfirman):
…….   وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ     70. ……. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa’at[487] selain daripada Allah. ……….
Khotimah :
Bulan  bulan  yang di muliakan Allah harus  ummat jadikan batu  loncatan untuk terus dan kembali mensyiarkan kalimat  Allah  di berbagai  situasi dan kondisi. Proses menghijrahkan diri  dari satu  pemikiran kepada  pemikiran yang di ridhoi oleh syariah adalah sebuah   jihad  di sisi  Allah. Allah akan memberikan  Jaminan  dengan kwalitas  ketaqwaan yang sesungguhnya  jika ummat melakukan hal itu.
باَرَكَ اللهُ ليِ وَلَكُمْ فيِ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ , وَنَفَعَني وَإِياَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ  , وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ ليِ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِيْنَ و الْمُؤْمِنَاتِ  وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُسْلِمَاتُ فَاسْتَغْفِرُوْهَ , إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ .