“ Aqidah
Islamiyah menuju kekuatan Idealisme spiritual
dalam Bingkai Istiqomah Ummat “
Oleh Drs.H Hamzah
MM
فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُواْ بِاللّهِ
وَاعْتَصَمُواْ بِهِ فَسَيُدْخِلُهُمْ فِي رَحْمَةٍ مِّنْهُ وَفَضْلٍ
وَيَهْدِيهِمْ إِلَيْهِ صِرَاطًا مُّسْتَقِيمًا
Artinya :
Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada
(agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar
dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan
yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya. (
QS An Nisaa (4) ayat 175 )
Puji syukur kehadirat Allah SWT.Sholawat serta
salam selalu tercurah kepada
Rasulallah SAW.
Hadirin
sidang jum,at,....
Secara
spiritual kita baru saja di nobatkan sebagai manusia baru di sisi Allah SWT. Hal itu
terjadi atas kemulyaan
Romadhan yang kemarin dianugrahkan Allah SWT kepada kita ummat Islam. Memang kwalifikasinya berbeda beda di sisi Allah SWT.
Bulan
ini perjalanan hidup kita bergerak terus, pergerakan yang objektif adalah ketika
pergerakan itu menuju serta diwarnai
dengan ridho Allah. Oleh karena itu
khotib ingin membahas tema singkat berdasarkan schedul Masjid Alkautsar
tentang Aqidah,. yaitu “ Aqidah Islamiyah menuju kekuatan Idealisme spiritual
dalam Bingkai Istiqomah Ummat “
Aqidah
menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu
yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat. Sedangkan
menurut istilah (terminologi): ‘aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang
tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Menurut Hasan Al-Banna dalam kitab Majmu’ah
ar-rasail: “Aqaid (bentuk jamak dari
aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib di yakini kebenaranya oleh hati,
mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikit
pun dengan keragu-raguan”.
Jadi,
‘Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah
SWT dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman
kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir,
takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang
Prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada
apa yang menjadi ijma’ (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh
berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang
telah ditetapkan menurut Al-Qur-an dan As-Sunnah. yang shahih serta ijma’
Salafush Shalih.
Dalam
ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu
bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti
ibadah dan akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun
tanpa pondasi adalah suatu bangunan yang sangat rapuh.Allah subahanahu wata`ala
berfirman,
قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا
الرَّسُولَ فَإِن تَوَلَّوا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُم مَّا
حُمِّلْتُمْ وَإِن تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا
الْبَلَاغُ الْمُبِينُ
Katakanlah: "Ta'at kepada Allah dan ta'atlah
kepada rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu
adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah
semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu ta'at kepadanya,
niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan
menyampaikan (amanat Allah) dengan terang". ( QS An Nuur (24) ayat 54 )
Para sahabat rasulallah sangat memegang kuat
aqidah ini, Karena itulah, maka
mereka dipersaksikan oleh Rasulullah saw sebagai golongan yang selamat, Tiga
generasi inilah yang secara umum disebut sebagai generasi salaf. Rasulullah
bersabda tentang mereka,
خَيْرُ
النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ…
Artinya: “Sebaik-baik manusia
adalah generasi pada masaku, lalu generasi berikutnya, lalu generasi
berikutnya…” (H.R. Bukhari dan Muslim)
قَالَ
: مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى
Artinya: “Mereka (golongan yang
selamat) adalah orang-orang yang berada di atas suatu prinsip seperti halnya
saya dan para shahabat saya telah berjalan di atasnya.” (H.R. Tirmidzi).
Di sisi lain
ketika kita mengemukakan tentang Idealisme. Idealisme adalah sesuatu yang
dianggap benar oleh seseorang yang didasarkan pada pengalaman, pendidikan,
kultur budaya atau kebiasaan.
Atau dapat di katakan ; Idealisme itu adalah suatu pemikiran,
ide, logika manusia yang jujur (murni) yang menuju kearah ideal. Maka Jika
kita satukan (konvergensikan )
dengan pembahasan terhadap nilai nilai agama
atau spiritual, maka akan di
dapati istilah Idealisme Spritual.
Idealisme spiritual inilah yang sangat
prinsip di era global saat ini, untuk kita
pikirkan dalam kehidupan kita.
Karena Idealisme spiritual
ini sangat mempunyai
keterhubungan dengan yang namanya
aqidah ( keyakinan).
Keberhasilan
hidup yang ingin kita raih akan sangat tergantung dari konsep dan aktualisasi hal ini,
Kemudian bagaimana sebenarnya menelaah
dan mempertahankan “Aqidah Islamiyah menuju kekuatan Idealisme spiritual
dalam Bingkai Istiqomah Ummat ?
Kehidupan kita
manusia sangat rentan dengan “ terpeleset”. terutama dengan rayuan Iblis laknatullah, yang menelusuk kedalam qolbu yang paling dalam,
itulah hawa nafsu duniawi namanya. Terkadang banyak
manusia yang tidak sadari diri posisi ini, karena iblis
sangat keberatan jika ada
manusia yang derajatnya naik (tinggi)
di sisi Allah SWT. Baik derajat di
dunia maupun derajat
di akhirat, karena derajat
di dunia
ini sangat mempunyai
pengaruh bahkan linier atau keterhubungan pada derajat
di akhirat kelak. Sedangkan porsi
akhirat sinyal dari
Allah :
وَلَأَجْرُ الآخِرَةِ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ
آمَنُواْ وَكَانُواْ يَتَّقُونَ
Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik,
bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa. ( QS Yusuf (12) ayat 57 )
وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
( QS Al A'laa (87) –Ayat 17 )
كَذَلِكَ الْعَذَابُ وَلَعَذَابُ
الْآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Artinya : Seperti itulah azab (dunia). Dan
sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui ( QS Al Qalam (68) ayat 33)
Hadirin
Sidang jum,at,.........
Untuk mempertahankan aqidah yang
tertanam dalam relung hati
kita pada esensi
idealisme spiritual, di era
global dan masuknya situasi era
AFTA 2015 kedepan dimana manusia
sudah tidak akan mengalami jeda
antar benua,setidaknya perlu ummat islam
lakukan 2 faktor implementasi jihad,
diantaranya ;
1. Berjuang melawan sifat dasar yang buruk dalam diri
sendiri yaitu melawan nafsu dan kecenderungan kepada kejahatan atau kemaksiatan kepada kepada Allah.
2. Berjuang melalui karya tulis, bicara dan membelanjakan
harta guna penyiaran kebenaran Islam.
Kekuatan jihad yang ummat lakukan tentunya
bukan pada implementasi jihad
yang fundamental, akan tetapi membangun kesadaran ummat untuk terus mempertahankan idealisme spiritual dalam diri dengan maksimal pada kehidupan sehari hari. Maka
itulah proses lahirnya
Istiqomah dalam keimanan.
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا
اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا
تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan
kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka
malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut
dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah
dijanjikan Allah kepadamu". ( QS
Fush Shilat (41) ayat 30)
Rasulallah SAW
bersabda “
“Aku berkata, “Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku satu perkataan dalam Islam yang aku tidak akan bertanya kepada seorang pun selain engkau. Beliau bersabda, “Katakanlah, “Aku beriman kepada Allah, kemudian berIstiqâmahlah (jangan menyimpang).” (HR Muslim dari Sufyan bin Abdullah)
Istiqamah
adalah anonim dari thughyan (penyimpangan atau melampaui batas). Ia bisa
berarti berdiri tegak di suatu tempat tanpa pernah bergeser, karena akar kata
istiqomah dari kata “qaama” yang berarti berdiri. Maka secara etimologi,
istiqamah berarti tegak lurus. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istiqamah
diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.
Secara terminology, istiqomah bisa diartikan dengan
beberapa pengertian berikut ini:
- Abu Bakar Shiddiq ra ketika ditanya tentang
istiqamah ia menjawab; bahwa istiqamah adalah kemurnian tauhid (tidak boleh
menyekutukan Allah dengan apa dan siapapun)
- Umar bin Khattab r.a. berkata: “Istiqamah adalah komitment terhadap perintah dan
larangan dan tidak boleh menipu sebagaimana tipu musang”
- Utsman bin Affan ra berkata: “Istiqamah adalah mengikhlaskan amal kepada Allah
swt”
- Ali bin Abu Thalib ra berkata: “Istiqamah adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban”
Dari khutbah
singkat di atas, setidaknya dapat
kita simpulkan bahwa aqidah seorang muslim akan tertanam dengan kuat dan mantap jika Idealisme spiritual dalam diri manusia beriman
juga di buktikan dengan berbagai jihad
diniyah. Maka akan melahirkan nilai
beragama yang istiqomah dalam ridho Allah, amin.
وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya
dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang- orang
yang mendapat kemenangan ( QS An Nuur (24) ayat 52 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar