“ Hakikat
Derajat Manusia pada Nilai Spiritualitas“
( Kauseri Pagi : RSMC Marinir Cilandak )
Oleh Drs.H Hamzah
Ahmad MM
وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِّمَّا عَمِلُواْ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ
عَمَّا يَعْمَلُونَ
Dan masing-masing orang
memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan
Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. ( QS
Al An'am (6) -Verse 132 )
Assalamu,alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT.Sholawat serta
salam selalu tercurah kepada
Rasulallah SAW.
Manusia di sisi Allah akan di berikan posisi dan keadaan
yang berbeda-beda. Hal itu
sangat tergantung dari berbagai
paktor. Kinerja dan aqidah adalah
bagian yang tidak bisa di elakan untuk kondisi tersebut. Oleh karenanya sangat perlu
pembahasan; “ Hakikat Derajat Manusia
pada Nilai Spiritualitas“
Darajat secara harfiyah berarti naik
ke tingkat yang lebih tinggi atau turun ke tingkat yang lebih rendah. Oleh
karena itulah, sepeda dalam bahasa Arab juga disebut darrajat, karena sepeda
ketika dijalankan, seseorang harus menaikkan satu kakinya dan menurunkan kaki
yang lain saat mengayuhnya. Darajat juga bisa diibaratkan dengan sebuah tangga
yang memiliki banyak anak tangga.
وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ
مِّمَّا عَمِلُواْ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Dan masing-masing orang memperoleh
derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak
lengah dari apa yang mereka kerjakan.
( QS Al An'am (6) -Verse 132 )
وَمَنْ
يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُولَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ
الْعُلَا
Artinya: “Dan barangsiapa
datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah
beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat
yang tinggi (mulia).”
Prof.Dr.Rosihan Anwar MA,.dalam buku
Pengantar Studi Islam, kami nukilkan ; bahwa
proses perjalanan nilai
nilai spiritual manusia untuk mencapai derajat
yang tinggi di sisi Allah setidaknya harus melakukan pendekatan ( analisis ) beberapa
hal, diantaranya : setidaknya 7 hal
perlu kita cermati untuk kesempurnaan
beragama,yaitu :
1.
Pendekatan Teologis
; Menganalisa tekstual
atau kitabi
2.
Pendekatan Antropologis ;
Melihat wujud praktek di masyarakat
3.
Pendekatan Sosiologis ;
Mempelajari fenomena strata kehidupan
sosial manusia
4.
Pendekatan Filosofis ;
Mencari sesuatu secara
mendasar, asas, inti di balik sifat
lahiriyah
5.
Pendekatan Historis ; Menelusuri asal usul munculnya pemikiran keagamaan
6.
Pendekatan Kebudayaan ;
Interaksi agama dalam budaya manusia
7.
Pendekatan Psikologis ; Mencari sisi
ilmiah dari asfek bathini dalam pengalaman beragama
Spiritualitas
merupakan kebangkitan atau pencerahan diri dalam mencapai makna hidup dan
tujuan hidup. (dalam Tamami,2011:19). Di sisi
lain : Spiritualitas kehidupan adalah inti keberadaan dari kehidupan.
Spiritualitas adalah kesadaran tentang diri dan kesadaran individu tentang
asal, tujuan, dan nasib. (Hasan, 2006:294). Spiritualitas merupakan terjemahan
dari kata ruhaniyah. Nilai nilai
spiritual setidaknya semakin
waktu semakin mengalami pertumbuhan
sempurna. Karena bisa kita
pelajari dari hubungannya
dengan cara untuk mengukur religiusitas tersebut, kita
mengenal tiga dimensi dalam Islam yaitu :
1)
Aspek akidah (keyakinan), (2) Asfek syariah (praktik
agama, ritual formal) (3) Asfek akhlak (pengamalan dari akidah dan
syariah).
Menurut
Daradjat (1989), ada dua istilah yang dikenal dalam agama yaitu kesadaran
beragama (religious conciousness) dan pengalaman beragama (religious
experience).
اَلصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ
وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ
الْكَبَائِرُ.
Shalat yang
lima waktu, Jum’at sampai dengan Jum’at berikutnya, dan Ramadhan sampai
Ramadhan berikutnya adalah kifarat (penghapus) dosa yang terjadi di antara
waktu-waktu tersebut, selama dosa-dosa besar ditinggalkan.” (HR. Muslim).
Jadi.secara umum setiap kita, manusia wajib mencari
puncak spiritual, sebagai risalah
sejarah kita baca apa yang di
jalani oleh Nabi Musa dengan puasa 30 hari dan di tambah 10
hari menjadi genap 40 hari,..
Dapat di korelasikan bahwa, puasa ummat Nabi Muhammad SAW dengan puasa bulan Romadhan dan di lanjut dengan Syawal merupakan satu langkah mencapai titik puncak
spiritual, atau taqwa bagi
ummat Islam. ( insan kamil ).
Sesuai dengan tujuan inti dari
ibadah Romadhan adalah pencapaian
hamba hamba yang bertaqwa dan ketaqawaan adalah posisi termulia
manusia. إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ
اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu ialah orang
yang paling bertaqwa… (QS. Al-Hujurat : 13)
Khotimah :
Perjuangan Romadhan
adalah bagian dari prosfek
manusia untuk berada di posisi
puncak derajatnya di sisi
Allah SWT. Mohon Maaf .
Wassalamu,alaikum Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar