“ Hubungan Derajat Manusia dalam kinerja
hidupnya
di
Sisi Allah SWT “
اَلْحَمْدُ
ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اَلَّذِى خَلَقَ اْلإِنْسَانَ خَلِيْفَةً فِي
اْلأَرْضِ وَالَّذِى جَعَلَ كُلَّ شَيْئٍ إِعْتِبَارًا لِّلْمُتَّقِيْنَ وَجَعَلَ
فِى قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةًوَّسُرُوْرًا.
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحـْدَهُ
لاَشـَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ
وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْئ ٍقَدِيْرٌ. وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَاَفْضلِ اْلاَنْبِيَاءِ وَعَلَى
آلِهِ وَاَصْحَاِبه اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ،
اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَاَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَِ
Puji syukur kehadirat Allah SWT..........Sholawat serta
salam selalu tercurah kepada
Rasulallah SAW. .......Wasiat taqwa..........
Pada dasarnya setiap orang menginginkan apa
yang dilakukannya memperoleh hasil yang baik. Seorang mahasiswa tentu ingin
setiap tahun ingin lulus ke jenjang yang lebih tinggi. Seorang pekerja, tentu
dalam periode tertentu menginginkan pangkat atau jabatannya naik,
penghasilannya bertambah. Demikian juga seorang usahawan, tentu menginginkan
penghasilan atau keuntungan yang lebih baik dibanding waktu-waktu sebelumnya. Seorang
yang beriman atau mukminin dan mukminat, hendaknya juga berupaya agar amal-amalnya
semakin baik, semakin berkualitas, atau dengan kata lain : Hendaknya orang
beriman berupaya untuk menaikkan derajatnya di hadapan Allah SWT. Tentang
bagaiman acara mencapai derajat paling tinggi di hadapan Allah SWT kita perlu
menyimak firman-Nya di dalam QS At-Taubah ayat 20 :
الَّذِينَ آمَنُواْ وَهَاجَرُواْ
وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً
عِندَ اللّهِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta
berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi
derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.”
Derajat merupakan tingkatan martabat dan
kedudukan manusia dalam hidup bermasyarakat. Sepanjang hidup, manusia saling
berkejaran untuk meraih derajat yang tinggi di hadapan sesamanya. Tidak perduli bagaimana caranya, bahkan
perkara halal dan haram menjadi jalan yang ditempuh demi memiliki derajat
tinggi. Namun pernahkan terbesit dibenak kita, untuk mengejar derajat
agar dipandang oleh Allah?
Darajat secara harfiyah berarti naik ke tingkat yang lebih tinggi atau
turun ke tingkat yang lebih rendah,Oleh karena itulah, sepeda dalam bahasa Arab
juga disebut darrajat, karena sepeda ketika dijalankan, seseorang harus
menaikkan satu kakinya dan menurunkan kaki yang lain saat mengayuhnya. Darrajat
juga bisa diibaratkan dengan sebuah tangga yang memiliki banyak anak tangga.
وَلِكُلٍّ
دَرَجَاتٌ مِّمَّا عَمِلُواْ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Artinya : Dan
masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya.
Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. ( QS
Al An'am (6) -Verse 132 )
دَرَجَاتٍ فِي دِينِهِمْ إِذَا
فَعَلُوا مَا أُمِرُوا بِهِ
Abu al-‘Abbas
al-Basili at-Tunisi (830H) ketika menafsirkan ayat tersebut mengutip pendapat
Ibn Mas’ud r.a. yakni bertambahnya derajat dalam agama mereka jika mereka
mengerjakan apa yang diperintahkan dengannya.
Manusia harus
senantiasa berusaha, berupaya, ikhtiar untuk menaikan derajatnya di sisi
Allah. Swt. dengan cara :
1) Beragama Yang di ridhoi Allah
ومن يبتغ غير الإسلام دينا فلن يقبل
منه وهو في الآخرة من الخاسرين
“Dan barang siapa mencari agama selain Islam, maka itu
tidak akan diterima darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
merugi.” ( QS Ali
Imran ayat 85 )
تَرَكْتُ
فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّ أَبَدًا مَاإِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ
اللهِ وَسُنَّةَ رَسُوْلِهِ.
Artinya : ”Telah aku
tinggalkan kepadamu dua perkara kamu tidak akan tersesat selamanya, selama kamu
berpegang teguh dengan keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunah Rasul”. (HR. Hakim
dan Lain-lain)
مَّثَلُ الَّذِينَ كَفَرُواْ
بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ
لاَّ يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُواْ عَلَى شَيْءٍ ذَلِكَ هُوَ الضَّلاَلُ
الْبَعِيدُ
Orang-orang
yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup
angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat
mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia).
Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. ( QS Ibrahim (14) -Verse 18 )
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
يقول تعالى آمرًا عباده المؤمنين به
المصدّقين برسوله: أنْ يأخذوا بجميع عُرَى الإسلام وشرائعه، والعمل بجميع أوامره،
وترك جميع زواجره ما استطاعوا من ذلك
“Allah ta’ala
berfirman, memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya dan
membenarkan rasul-rasul-Nya untuk memegang semua ikatan Islam dan
syari’at-syari’at-Nya, mengamalkan semua perintah-Nya dan meninggalkan seluruh
larangan-Nya semampu mereka.” [Tafsir Ibnu Katsir, 1/555]
2) Menambah Ilmu
Pengetahuan
مَنْ
خَرَجَ فِى طَلَبُ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ
Artinya : ”Barang siapa
yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang”.
(HR. Turmudzi)
مَنْ
سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا
إِلَىالْجَنَّةِ
Artinya : ”Barang siapa
yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah memudahkannya ke
jalan menuju surga”. (HR. Turmudzi)
مَنْ
أَرَا دَالدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِا لْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَالْاآخِرَةَ
فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ،
وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
Artinya : ”Barang siapa
yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang
siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan
barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR.
Turmudzi)
3)
Beramal Dalam
Kehidupan
قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ
إِنِّي عَامِلٌ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ
Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu,
sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui, ( QS
Az-Zumar (39) -Verse 39 )
بَادِرُوا
بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ
مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ
دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Bersegeralah melakukan amalan sholih sebelum
datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada
waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula
yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia
menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia” (HR. Muslim no.
118).
Di sisi lain terdapat
pula ketentuan Allah tentang manusia yg akan di
tinggikan derajatnya melalui mekanisme
tiga jalan yaitu sesuai dengan isi
kandungan alqur,an Allah berfirman di dalam Al-Qur'an surat At-Taubah :
20
الَّذِينَ آمَنُواْ وَهَاجَرُواْ
وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً
عِندَ اللّهِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad
di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi
derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. ( QS
At Taubah (9) ayat
20 )
Berdasarkan
Ayat di atas, ada tiga faktor yang membuat manusia bisa mencapai derajat yang
tinggi dan meraih kemenangan yaitu
:1.Iman (
keyakinan )
Iman adalah
keyakinan kepada Allah dengan hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan
perbuatan
2. Hijrah : Hijrah adalah meninggalkan apa yang
dilarang Allah.
3. Jihad :
Jihad adalah bersungguh sungguh dalam melaksanakan dan menegakan
nilai-nilai islam, kesungguhan ini dimulai dari menundukan hawa nafsu agar
selalu dalam ketaatan kepada Allah swt. Puncak jihad adalah perjuangan
menegakan agama Allah dengan pengorbanan harta dan jiwa.
Lebih spesifik khotib sekedar mengingatkan
dalam menyatukan persefsi diniyah
: teruatama tentang hidup bernegara itu
sangat di pengaruhi
oleh hidup beragama. Jangan
kita melakukan pemisahan diantara keduanya.
Artinya : Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong
(agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. ( QS
Muhammad ayat 7 )
Semua aktifitas
diniyah ini pada
dasarnya sudah di
ingatkan oleh baginda rosulallah saw,
dalam hadisnya :
لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ
عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ
مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.
Artinya : Tidak akan bergeser kedua kaki anak
Adam di hari kiamat dari sisi RabbNya, hingga dia ditanya tentang lima perkara
(yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa
ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya
tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang
dimilikinya.” (HR. at-Tirmidzi no. 2416, ath-Thabrani ).
Ketiga variabel
tadi sangat jelas
menunjukan kepada kita
bahwa, Agama, Ilmu dan Amal. Di
tambahkan lagi dengan Iman, Hijrah dan jihad Akan menentukan kondisi
derajat seseorang di sisi
Allah swt. Setelah kita di sukseskan dengan ibadah Romadhan,
kita telah di fitrahkan ( suci )
kan kembali oleh Allah, bagaikan seoarang bayi, secara pandangan diniyyah kita
sedang berada di
posisi derajat yang tinggi ( mulia ) amien ya
robbal aalamien
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنفَعُ
الْمُؤْمِنِينَ
Dan tetaplah memberi peringatan, karena
sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.'' (QS
al-Dzariyat [51]: 55).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar