Sabtu, 06 Agustus 2016

Pengaruh derajat manusia dari kinerja Spiritual Hidupnya di sisi Allah SWT



“ Hubungan Derajat Manusia dalam kinerja hidupnya
 di  Sisi  Allah SWT 
   
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اَلَّذِى خَلَقَ اْلإِنْسَانَ خَلِيْفَةً فِي اْلأَرْضِ وَالَّذِى جَعَلَ كُلَّ شَيْئٍ إِعْتِبَارًا لِّلْمُتَّقِيْنَ وَجَعَلَ فِى قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةًوَّسُرُوْرًا.
 اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحـْدَهُ لاَشـَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْئ ٍقَدِيْرٌ. وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدِنَا مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَاَفْضلِ اْلاَنْبِيَاءِ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَاِبه اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَاَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَِ

Puji  syukur kehadirat  Allah SWT..........Sholawat  serta  salam selalu  tercurah  kepada  Rasulallah SAW. .......Wasiat taqwa..........
Pada dasarnya setiap orang menginginkan apa yang dilakukannya memperoleh hasil yang baik. Seorang mahasiswa tentu ingin setiap tahun ingin lulus ke jenjang yang lebih tinggi. Seorang pekerja, tentu dalam periode tertentu menginginkan pangkat atau jabatannya naik, penghasilannya bertambah. Demikian juga seorang usahawan, tentu menginginkan penghasilan atau keuntungan yang lebih baik dibanding waktu-waktu sebelumnya. Seorang yang beriman atau mukminin dan mukminat, hendaknya juga berupaya agar amal-amalnya semakin baik, semakin berkualitas, atau dengan kata lain : Hendaknya orang beriman berupaya untuk menaikkan derajatnya di hadapan Allah SWT. Tentang bagaiman acara mencapai derajat paling tinggi di hadapan Allah SWT kita perlu menyimak firman-Nya di dalam QS At-Taubah ayat 20 :
الَّذِينَ آمَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِندَ اللّهِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
 “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.”
Derajat merupakan tingkatan martabat dan kedudukan manusia dalam hidup bermasyarakat. Sepanjang hidup, manusia saling berkejaran untuk meraih derajat yang tinggi di hadapan sesamanya.  Tidak perduli bagaimana caranya, bahkan perkara halal dan haram menjadi jalan yang ditempuh demi memiliki derajat tinggi.  Namun pernahkan terbesit dibenak kita, untuk mengejar derajat agar dipandang oleh Allah?
Darajat secara harfiyah berarti naik ke tingkat yang lebih tinggi atau turun ke tingkat yang lebih rendah,Oleh karena itulah, sepeda dalam bahasa Arab juga disebut darrajat, karena sepeda ketika dijalankan, seseorang harus menaikkan satu kakinya dan menurunkan kaki yang lain saat mengayuhnya. Darrajat juga bisa diibaratkan dengan sebuah tangga yang memiliki banyak anak tangga.
وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِّمَّا عَمِلُواْ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Artinya  :  Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.  (  QS Al An'am (6) -Verse 132 )
دَرَجَاتٍ فِي دِينِهِمْ إِذَا فَعَلُوا مَا أُمِرُوا بِهِ
Abu al-‘Abbas al-Basili at-Tunisi (830H) ketika menafsirkan ayat tersebut mengutip pendapat Ibn Mas’ud r.a. yakni bertambahnya derajat dalam agama mereka jika mereka mengerjakan apa yang diperintahkan dengannya.
Manusia  harus  senantiasa berusaha, berupaya, ikhtiar untuk   menaikan derajatnya  di sisi  Allah. Swt.  dengan  cara :
1)     Beragama  Yang di ridhoi Allah
ومن يبتغ غير الإسلام دينا فلن يقبل منه وهو في الآخرة من الخاسرين
“Dan barang siapa mencari agama selain Islam, maka itu tidak akan diterima darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.” ( QS Ali Imran   ayat  85 )
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّ أَبَدًا مَاإِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ رَسُوْلِهِ.
Artinya : ”Telah aku tinggalkan kepadamu dua perkara kamu tidak akan tersesat selamanya, selama kamu berpegang teguh dengan keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunah Rasul”. (HR. Hakim dan Lain-lain)
مَّثَلُ الَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ لاَّ يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُواْ عَلَى شَيْءٍ ذَلِكَ هُوَ الضَّلاَلُ الْبَعِيدُ
Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.  ( QS Ibrahim (14) -Verse 18 )
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
يقول تعالى آمرًا عباده المؤمنين به المصدّقين برسوله: أنْ يأخذوا بجميع عُرَى الإسلام وشرائعه، والعمل بجميع أوامره، وترك جميع زواجره ما استطاعوا من ذلك
“Allah ta’ala berfirman, memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya dan membenarkan rasul-rasul-Nya untuk memegang semua ikatan Islam dan syari’at-syari’at-Nya, mengamalkan semua perintah-Nya dan meninggalkan seluruh larangan-Nya semampu mereka.” [Tafsir Ibnu Katsir, 1/555]
2)    Menambah  Ilmu  Pengetahuan
مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبُ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ
Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang”. (HR. Turmudzi)
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَىالْجَنَّةِ
Artinya : ”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah memudahkannya ke jalan menuju surga”. (HR. Turmudzi)
مَنْ أَرَا دَالدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِا لْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَالْاآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ،
 وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi)
3)   Beramal  Dalam  Kehidupan
قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ
Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui,  (  QS Az-Zumar (39) -Verse 39 )
بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
Bersegeralah melakukan amalan sholih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia” (HR. Muslim no. 118).
Di sisi  lain  terdapat  pula  ketentuan  Allah tentang manusia  yg akan di  tinggikan derajatnya  melalui  mekanisme  tiga  jalan  yaitu sesuai dengan  isi  kandungan alqur,an Allah berfirman di dalam Al-Qur'an surat At-Taubah : 20
الَّذِينَ آمَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِندَ اللّهِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. ( QS  At Taubah (9)  ayat  20 )
Berdasarkan Ayat di atas, ada tiga faktor yang membuat manusia bisa mencapai derajat yang tinggi dan meraih kemenangan yaitu
:1.Iman  (  keyakinan )
Iman adalah keyakinan kepada Allah dengan hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan

2. Hijrah  : Hijrah adalah meninggalkan apa yang dilarang Allah.

3. Jihad  :  Jihad adalah bersungguh sungguh dalam melaksanakan dan menegakan nilai-nilai islam, kesungguhan ini dimulai dari menundukan hawa nafsu agar selalu dalam ketaatan kepada Allah swt. Puncak jihad adalah perjuangan menegakan agama Allah dengan pengorbanan harta dan jiwa.
Lebih  spesifik khotib sekedar  mengingatkan   dalam  menyatukan persefsi diniyah :  teruatama  tentang hidup bernegara  itu  sangat  di  pengaruhi  oleh hidup beragama.  Jangan kita  melakukan pemisahan diantara  keduanya.
http://www.fadhilza.com/wp-content/uploads/2013/06/Muhammad-7.png
Artinya  : Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (  QS  Muhammad ayat 7 )


Semua  aktifitas  diniyah  ini  pada  dasarnya  sudah  di  ingatkan oleh baginda rosulallah saw,  dalam hadisnya  :
لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.
Artinya : Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi RabbNya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR. at-Tirmidzi no. 2416, ath-Thabrani ).

Ketiga  variabel  tadi  sangat  jelas  menunjukan  kepada  kita  bahwa, Agama, Ilmu  dan Amal. Di tambahkan lagi dengan Iman, Hijrah dan jihad Akan menentukan  kondisi  derajat  seseorang  di sisi  Allah swt. Setelah kita  di  sukseskan dengan ibadah  Romadhan,  kita  telah di fitrahkan ( suci ) kan kembali  oleh  Allah, bagaikan seoarang bayi, secara  pandangan diniyyah  kita  sedang  berada  di  posisi  derajat yang  tinggi ( mulia  ) amien ya  robbal aalamien
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنفَعُ الْمُؤْمِنِينَ
Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.'' (QS al-Dzariyat [51]: 55).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar