“HIKMAH MEMPELAJARI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM BAGI SISWA DI
MTS HIDAYATULLAH”
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia para ahli pendidikan sudah berupaya menggunakan
berbagai cara dan metode untuk memajukan serta mengembangkan pengetahuan dan
pendidikan para anak-anak bangsa demi terciptanya generasi-generasi muda yang
penuh dengan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas untuk menghadapi zaman yang
serba tekhnologi. Maka para ahli pendidikan mengadakan kerjasama demi
terciptanya tujuan tersebut. Kemudian para ahli mengungkap sejarah Islam demi
memotivasi para anak-anak bangsa harapan negara, bahwa sesungguhnya
pendahulu-pendahulu kita sebenarnya sudah berfikir ilmiah, sehingga tercipta
ilmu-ilmu yang lain sehingga sampai sekarang ilmu-ilmu tersebut kita pakai dan
kita gunakan.
Namun
kenyataan telah menunjukkan bahwa perubahan zaman yang ditandai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi selalu mengakibatkan perubahan sosial dengan
semakin canggihnya teknologi komunikasi, tranportasi dan sistem informasi
membuat perubahan masyarakat malaju dengan cepat. Dalam menghadapi situasi
demikian siswa memiliki jiwa yang lebih sensitif, yang pada akhirnya tidak
sedikit para siswa terjerumus kepada hal-hal yang bertentangan dengan makna
moral, norma agama, norma susila serta norma hidup di masyarakat karena lupa
dengan apa yang dilakukan oleh pendahulu kita.
Seiring
dengan laju perkembangan ilmu dan teknologi, juga menuntut para penanggung
jawab pendidikan khususnya seorang guru untuk dapat mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Untuk dapat meningkatkan kualitas siswa, seorang guru
harus dapat membimbing siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran yang
tepat agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Dengan kata lain,
proses belajar yang hanya duduk, dengar, mencatat, dan menghafal dirasa kurang
efektif dan efisien. Hal ini menjadi tantangan bagi penanggung jawab pendidikan
khususnya seorang guru.
Mengajar
bukan sekedar ceramah dan berdiri didepan kelas sambil memelototi siswa,
tetapi bagaimana teknik dan strategi guru dalam mengkomunikasikan pesan/materi
pembelajaran, berinteraksi, mengorganisir, dan mengelola siswa sehingga
berhasil dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu kunci
keberhasilan pembelajaran adalah bilamana guru memiliki dan menguasai
metodologi pembelajaran secara baik. Tidak sedikit kegagalan guru dalam megajar
disebabkan lemahnya penguasaan metodologi pengajaran tersebut.
Terinspirasi
dari salah satu perkataan yang disampaikan oleh dosen dalam satu sesi
perkuliahan bahwa seharusnya guru agama (Pendidikan Agama Islam) harus
berterima kasih kepada para ustadz di Taman Pendidikan Al-Qur’an, karena
bagaimanapun mereka telah memiliki andil besar dalam pengetahuan Al-Qur’an
khususnya membaca Al-Qur’an.
Bagaimana
seandainya siswa yang diajarkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
tidak mengikuti pembelajaran di Taman Pendidikan Al-Qur’an pada waktu lain
(luar jam sekolah), tentu hal ini akan sangat menyusahkan guru yang mengajarkan
Pendidikan Agama Islam tersebut. Sementara sumber utama dalam ajaran agama
Islam adalah Al-Qur’an.
Maka
disini penulis sangat tertarik ingin mengungkap permasalahan diatas terkait
tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Taman Pendidikan Agama Islam
dalam suatu penelitian dengan judul “HIKMAH MEMPELAJARI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM BAGI SISWA DI
MTS HIDAYATULLAH”.
2. Rumusan
Masalah
Dari
uraian fokus penelitian diatas dapat dirumuskan masalah penelitiannya sebagai
berikut :
- Bagaimana pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di MTs Hidayatullah khususnya pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam?
- Bagaimana strategi guru dalam
meningkatkan efektifitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs
Hidayatullah khususnya pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam?
- Bagaimana peran Lembaga
Pendidikan dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di MTs Hidayatullah khususnya pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ?
3. Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan yang hendak dicapai dalam diadakannya penelitian ini adalah sebagai
berikut:
- Untuk mengetahui pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di MTs Hidayatullah khususnya pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam
- Untuk mengetahui Strategi guru
dalam meningkatkan efektifitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs
Hidayatullah khususnya pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
- Untuk mengetahui peran Taman
Pendidikan Al-Qur’an dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs
Hidayatullah khususnya pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
4. Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan berguna sebagai berikut:
- Sumbangan ilmu pendidikan,
khususnya dalam pengembangan MTs HIdayatullah sebagai wujud kepedulian
akan urgenya dalam pembelajaran Pendidikan Agma Islam.
- Untuk mengembangkan kemampuan
penulis dalam memahami dan mengerti tentang ilmu pendidikan anak
khususnya, dan sebagai kontribusi kepada pihak pengelola MTs Hidayatullah
terutama dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran PAI.
- Dapat menjadikan reflesksi bagi
Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan
pembelajarannya di dalam kelas.
- Dapat meningkatkan kepedulian
terhadap MTs Hidayatullah bagi masyarakat pada umumnya
5. Hipotesis
Dari hasil penelitian sementara,
bimbingan orang tua dan guru dalam meningkatkan anak dan siswa pada
bimbingan akhlak sudah mendapatkan perubahan yang cukup baik. Sebelumnya anak
dan siswa semangat bahkan ada juga yang merasa tak mampu dengan adanya
bimbingan akhlak ini, itu semua karena langkah yang digunakan orang tua
dan guru dalam meningkatkan bimbingannya kurang baik.
Di
dalam menyampaikan materi di sini orang tua dan guru menggunakan metode ceramah
serta praktik, dari kedua metode yang diterapkan tersebut, ternyata mendapatkan
perubahan yang sangat baik, motivasi anak dan siswanya pun sekarang sudah lebih
meningkat.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
1. Pengertian
Sejarah Kebudayaan Islam
1. Pengertian
Sejarah
Istilah sejarah dalam bahasa arab
dikenal dengan tarikh, dari akar kata arrakha (a-r-kh),yang
berarti menulis atau mencatat; dan catatan tentang waktu serta peristiwa. Akan
tetapi, istilah tersebut tidak serta merta hanya berasal dari kata ini. Malah
ada pendapat bahwa istilah sejarah itu berasaldari istilah bahasa Arabsyajarah, yang
berarti pohon atau silsilah. Makna silsilah ini lebih tertuju pada makna
padanan tarikh tadi; termasuk kemudian dengan padanan
pengertian babad, mitos, legenda dan seterusnya. Syajara berarti
terjadi,syajarah an-nasab berarti pohon silsilah.
Istilah
sejarah, dalam pengertian terminologis atau istilahi, juga
memiliki beberapa variasi redaksi. R.G. Collingwood,
misalnya mendefinisikan sejarah dengan ungkapan history is the history
of thought (Sejarah adalah sejarah pemikiran); history is a
kind of research or inquiry (Sejarah adalah sejenis penelitian atau
penyelidikan). Pada kesempatan lain, Collingwood memaknakan sejarah (dalam
artian penulisan sejarah atau historiografi), seperti membangun dunia fantasi (are
peaple who bulid up a fantasy-word).
Nouruzzaman Shiddiqie mendifinisikan
sejarah sebagai peristiwa masa lampau yang tidak hanya sekadar memberi
informasi tentang terjadinya peristiwa itu, tetapi juga memberikan interpretasi atas
peristiwa yang terjadi dengan melihat hukum sebab-akibat.
Jauh
sebelumnya, Ibn Khaldun (1332 – 1406), dalam kitabnya al-Muqaddimah, telah
mendefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban
dunia; tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu,
seperti kelahiran, keramah-tamahan, dan solidaritas golongan; tentang revolusi
dan pemberontakan rakyat melawan golongan lain; akibat timbulnya
kerajaan-kerajaan dan negara dengan tingkatan bermacam-macam kegiatan dan
kedudukan orang, baik untuk mencapai kemajuan kehidupannya, berbagai macam ilmu
pengetahuan, dan pada umunya tentang segala macam perubahan yang terjadi di
dalam masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri.
R.Moh.Ali,
mengemukakan pengertian sejarah pada dalam tiga makna :
1)
Sejumlah perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwa kenyataan
2)
Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian peristiwa realita
3)
Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian dan peristiwa
realitas.
Menurut
Sartono Kartodidjo, sejarah dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu sejarah
mentalitas (mentalited history), sejarah sosial (sosiological history),
dan sejarah struktural (structural history).
2. Pengertian
Kebudayaan
Di
dalam Kamus Bahasa Indonesia, di sebutkan bahwa : “budaya” adalah pikiran, akal
budi adat istiadat. Sedangkan “kebudayaan” adalah hasil kegiatan dan penciptaan
batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
Untuk
memudahkan pembahasan, Ernst Cassier membagi menjadi lima aspek:
1. Kehidupan
Sepiritual
2. Bahasa
dan Keastraan
3. Kesenian
4. Sejarah
5. Ilmu
Pengetahuan
a. Hubungan
Islam dengan budaya
Sebagian Ahli kebudayaan memandang bahwa
kecenderungan untuk untuk berbudaya merupakan dinamika Illahi. Bahkan menurut
Hegel, keseluruhan karya sadar insane yang berupa ilmu, tata hukum, tata
Negara, kesenian. realisasi dari roh ilahi. Sebaliknya sebagian ahli, seperti
Pater Jan Bakker, dalam bukunya “Filsafat Kebudayaan” menyatakan bahwa tidak
ada hubungannya antara agama dan budaya, karena menurutnya, bahwa agama
merupakan keyakinan hidup rohaninya pemeluknya, sebagai jawaban atas panggilan
ilahi. Keyakinan ini disebut Iman, dan Iman merupakan pemberian dari Tuhan,
sedang kebudayaan merupakan karya manusia. Sehingga keduanya tidak bisa
ditemukan. Adapun menurut para ahli Antropologi, sebagaimana yang diungkapkan
oleh Drs. Heddy S. A. Putra, MA bahwa agama merupakan salah satu unsur
kebudayaan. Untuk melihat manusia dan kebudayaannya, Islam tidaklah
memandangnya dari satu sisi saja. Islam memandang bahwa manusia mempunyai dua
unsur penting, yaitu unsur tanah dan unsur ruh yang ditiupkan Allah kedalam
tubuhnya. Ini sangat terlihat jelas di dalam firman Allah Qs As Sajdah 7-9 :
“
( Allah)-lah Yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia
menciptakan keturunannya dari saripati air yan hina (air mani). Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalam ( tubuh )-nya roh ( ciptaan)-Nya”
Islam
mengajarkan kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk selalu
menggunakan pikiran yang diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan manusia. Dengan demikian, Islam telah
berperan sebagai pendorong manusia untuk “ berbudaya “. Dan dalam satu waktu
Islamlah yang meletakkan kaidah, norma dan pedoman. Sampai disini, mungkin bisa
dikatakan bahwa kebudayaan itu sendiri, berasal dari agama.
b. Konsep
Kebudayaan Dalam Islam
Nabi Muhammad S.A.W merupakan teladan yang
baik sekali dalam melaksanakan kebudayaan seperti dilukiskan Qur'an itu, bahwa
bagaimana rasa persaudaraannya terhadap seluruh umat manusia dengan cara yang
sangat tinggi dan sungguh-sungguh itu dilaksanakan. Saudara-saudaranya di Mekah
semua sama dengan dia sendiri dalam menanggung duka dan sengsara. Bahkan dia
sendiri yang lebih banyak menanggungnya. Sesudah hijrah ke Medinah,
dipersaudarakannya orang-orang Muhajirin dengan Anshar demikian rupa, sehingga
mereka berada dalam status saudara sedarah. Persaudaraan sesama orang-orang
beriman secara umum itu adalah persaudaraan kasih-sayang untuk membangun suatu
sendi kebudayaan yang masih muda waktu itu. Yang memperkuat persaudaraan ini
ialah keimanan yang sungguh-sungguh kepada Allah dengan demikian kuatnya
sehingga dibawanya Muhammad kedalam komunikasi dengan Tuhan, Zat Yang Maha
Agung.
3. Pengertian Islam
“Islam itu bahawa kamu menyaksikan tidak ada Tuhan yang sebenar melainkan Allah
dan Nabi Muhammad itu Rasulullah, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat,
berpuasa di bulan Ramadhan dan mengerjakan haji jika berkuasa.” Riwayat Imam
Muslim.
“Dibinakan
Islam itu di atas lima perkara. Bersyahadah bahawa tidak ada Tuhan yang sebenar
melainkan Allah dan bahawa Nabi Muhammad itu Rasulullah , mendirikan
sembahyang, menunaikan zakat, Haji ke Baitullahil Haram dan puasa Ramadhan.”
Riwayat Bukhari dan Muslim
2. Tujuan
Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam
Tujuan
mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam Sebagai berikut :
1. Siswa
dapat menjelaskan arti kebudayaan
2. Siswa
dapat menjelaskan makna Islam
3. Siswa
dapat mendefiniskan arti Sejarah Kebudayaan Islam
3. Siswa
dapat menyebutkan periodeisasi sejarah Kebudayaan Islam
4. Siswa
dapat menyebutkan tujuan dan manfaat mempelajari sejarah kebuyaan Islam
3. Landasan
Sejarah Kebudayaan Islam
Menurut
Omar Muhammad at Taromy al Syaibani yang dikutip oleh Jalaluddin, mengatakan
bahwa,” Dasar pendidikan Islam identik dengan dasar tujuan Islam, keduanya
berasal dari sumber yang sama yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Landasan tersebut
dapat dikembangkan dengan ijtihad.
1. Al
Qur’an
“Dan
kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu
dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman” (QS An Nahl [16]:64)
2. Hadits/Sunnah
Dalam
pendidikan Islam Sunnah Rasul mempunyai dua fungsi, yaitu :
1. Menjelaskan
sistem pendidikan Islam yang terdapat dalam Al Qur’an dan menjelaskan hal-hal
yang terdapat didalamnya
2. Menyimpulkan
metode pendidikan dalam kehidupan Rasulullah bersama sahabat, perlakuannya pada
anak-anak dan pendidikan Islam yang pernah dilakukannya.
3. Sejarah
Kebudayan Islam
4. Strategi
Guru Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam
Strategi
dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai rencana dengan cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Menurut H Mansur menjelaskan strategi
dapat diartikan sebagai garis-garis haluan untuk bertindak dalam rangka
mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Berikut
ini empat strategi dasar yang dapat diterapkan di bidang studi Pendidikan Agama
Islam, yakni:
1. Mengidentifikasi
serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan
kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan
2. Memilih
sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat
3. Memilih
dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran yang dianggap paling
tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan
kegiatan mengajarnya
4. Menetapkan
norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar
keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan
evaluasi hasil pembelajaran, yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik
penyempuran sistem intruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Agar
pembalajaran Pendidikan Agama Islam dpat efektif maka selain strategi
diperlukan pendekatan yang bersifat muliti approach, diantaranya
yaitu:
1. Pendekatan
religious
2. Pendekatan
filosofis
3. Pendekatan
sosio-kultural
4. Penekatan
scientific
5. Metode
Mempelajari Kebudayaan Islam
Dari
berbagai strategi dan pendekatan pembelajaran diatas ada beberapa metode
pembalajaran Pendidikan Agama Islam yang dapat digunakan, antara lain:
1. Metode
hiwar (percakapan)
2. Metode
kisah
3. Metode
Amtsal (perumpamaan)
4. Metode
teladan
5. Metode
pembinaan diri dan pengalaman
6. Metode
pengambilan pelajaran dan peringatan
7. Metode targhib dan tarhib.
6. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan
dan Jenis Penelitian
Pada
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu prosedur
penelitian yang mendiskripsikan prilaku orang, tempat, atau peristiwa tertentu
sacara rinci dan mendalam. Yang pada dasarnya terkait dengan:
1. Keberadaan
latar alami, sebagai sumber data dan peneliti dipandang sebagai instrument
kunci.
2. Penelitian
bersifat diskriptif
3. Lebih mementingkan
proses dari pada hasil
4. Dalam
menganalisis data cenderung diskriptif
5. Makna
merupakan yang paling esensial dalam penelitian kualitatif.
2. Sumber
Data
Sumber
data dalam penelitian kualitatif adalah “kata-kata dan tindakan selebihnya
yaitu dari tambahan seperti dokumen dan data yang lainya”. Jadi data data dalam
penelitian ini adalah semua data atau informasi yang diperoleh dari para
informan yang dianggap paling mengetahui secara rinci dan jelas mengenai fokus
penelitian yang sedang diteliti, yaitu Peran Serta Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Dalam
Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Sukaraja.
Selain diperoleh melalui informan, data juga diperoleh melalui kata-kata
tertulis maupun tindakan.
DAFTAR
KEPESTUKAAN
Ali,
Muhammad.Strategi Penelitian Pendidikan.Bandung: Angkasa, 1993.
Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek.Jakarta:Rineka Cipta,1998.
Daradjat,
Zakiyah dkk.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:Bumi Aksara,1996.
Djamarah,
Syaiful Bahri dan Azwan Zain. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:
Rineka Cipta,2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar