Sabtu, 12 Januari 2013

Langkah Manusia


Langkah  Manusia  Yang  Menurunkan  Rahmat Allah

Oleh  Drs.H.Hamzah  MM
Kehidupan kita  di dunia  ini  pada dasarnya  tidak pernah  sedetikpun terlepas  dari  lingkaran rahmat  Allah. Rahmat  itu sendiri  sering artikan sebagai “  kasih sayang “, kasih sayang  di sini teramat  luas cakupannya, terutama  rahmat  dari  Allah kepada  ummat manusia.
Sesungguhnya Allah Ta'ala Maha Pemberi rahmat (kasih sayang). Bahkan sayangNya terhadap hamba-hambaNya lebih dari sayangnya seorang ibu kepada anaknya. Dengan kasih sayangNya, Dia menciptakan kita. Dengan rahmatNya, Dia memberikan rizki kepada kita. Dengan rahmatNya, Dia memberikan kesehatan kepada kita. Dengan rahmatNya, Dia memberikan makan dan minum, pakaian serta tempat tinggal kepada kita. Dengan rahmatNya, Dia menunjukkan kita kepada Islam dan Iman serta amal shalih. Dengan rahmatNya, Dia mengajarkan kepada kita apa yang tidak kita ketahui. Dengan rahmatNya, Dia memalingkan kejahatan musuh-musuh dari diri kita.
Dengan rahmatNya, Dia menurunkan hujan dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan,. Dengan rahmatNya, Dia memasukkan hamba-hambaNya yang beriman dan yang beramal shalih ke dalam surga. Dengan rahmatNya, Dia menyelamatkan mereka dari neraka.
Segala sesuatu semuanya adalah berkat rahmat Allah Ta'ala. Oleh karenanya seorang muslim perlu mengetahui faktor penyebab, Allah Ta'ala memberikan rahmat kepada makhlukNya, yaitu:

1. Berbuat Ihsan dalam beribadah kepada Allah Ta'ala dengan menyempurnakan ibadah kepadaNya dan merasa dimonitor (diawasi) oleh Allah Ta'ala, bahwasanya kamu beribadah kepada Allah Ta'ala, seolah-olah kamu melihatNya, maka jika kamu tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu, dan berbuat baik kepada manusia semaksimal mungkin, baik dengan ucapan, perbuatan, harta, dan kedudukan. Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّ رَحْمَتَ اللّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ
Artinya, "Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS. al-A'raf: 56)
 
2. Dan di antara sebab-sebab yang paling utama untuk mendapatkan rahmat Allah Ta'ala adalah bertakwa kepadaNya dan menaatiNya dengan melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya, seperti mengeluarkan zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya (Mustahiq), beriman dengan ayat-ayat Allah swt, dan mengikuti RasulNya. Allah Ta'ala berfirman,
وَاكْتُبْ لَنَا فِي هَـذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ إِنَّا هُدْنَـا إِلَيْكَ قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاء وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَـاةَ وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ
artinya, "Dan rahmatKu meliputi segala  sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmatKu untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami. (Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi." (QS. al-A'raf: 156, 157) Al A'raf (7) -Verse 156-
3. Kasih sayang kepada makhluk-makhlukNya baik manusia maupun binatang.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,  "Orang-orang yang penyayang, maka Allah Ta'ala akan menyayangi mereka (memberikan rahmat kepada mereka), sayangilah/ kasilah penduduk bumi, niscaya penduduk langit akan menyayangi kalian." (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi)
Dan hal itu lebih ditekankan lagi kepada orang-orang fakir dan miskin yang sangat membutuhkan. Sedangkan balasan (ganjarannya) sesuai dengan perbuatan, sebagaimana kita berbuat baik, maka kita akan mendapatkan balasan dari kebaikan tersebut.

4. Beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah Ta'ala. Allah Ta'ala berfirman
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ هَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أُوْلَـئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللّهِ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al Baqarah (2) Verse 218-
Maka orang-orang yang beriman selalu mengharapkan rahmat Allah Ta'ala setelah mereka melaksanakan sebab-sebab mendapatkan rahmat yaitu iman, hijrah, dan berjihad di jalan Allah Ta'ala. Adapun hijrah meliputi berpindah dari negri syirik ke negri Islam dan meninggalkan apa yang dilarang Allah Ta'ala dan RasulNya shallallahu 'alaihi wasallam, sebagaimana Rasululullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah Ta'ala." (Muttafaq 'alaih).
Sedangkan jihad mencakup jihad melawan hawa nafsu dalam menaati Allah Ta'ala, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Orang yang berjihad adalah orang yang memerangi hawa nafsunya dalam menaati Allah Ta'ala." (HR. al-Baihaqi).
 Sebagaimana jihad meliputi pula jihad melawan setan dengan menyelisihinya dan bersungguh-sungguh untuk mendurhakainya dan jihad dalam memerangi orang-orang kafir dan jihad terhadap orang-orang munafik dan pelaku-pelaku maksiat baik dengan tangan, kemudian (jika tidak mampu) dengan lisan, kemudian (jika tidak mampu juga), maka dengan hati.

5.Berdo'a ( tawassul ) kepada Allah Ta'ala untuk mendapatkannya dengan bertawasul dengan nama-namaNya yang Maha Pengasih (ar-Rahman) lagi Maha Penyayang (Ar-Rahim) atau yang lainnya dari nama-namaNya yang Agung/ Indah, seperti kamu Penyayang), sayangilah aku (rahmatilah aku), ya Allah  sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan rahmatMu yang luas yang meliputi segala sesuatu agar Engkau mengampuni dosaku dan menyayangiku.
Dalam satu  pembahasan KH.Tolhah Hasan MA, dalam buku, Dinamika Kehidupan Religius, mengungkapkan, bahwa  tawassul itu  biasanya dapat di lakukan  menjadi  2 dimensi  atau  dua  jalan. Tawassul  dapat  di lakukan dengan media  Material  dan Non Material. Kebanyakan ulama  melarang tawassul dengan menggunakan media  marerial, karena  di khawatirkan memunculkan kemusryikan kepada  Allah.  Tetapi  Tawassul   dengan  bermedia  amal kebajikan lebih dapat di  benarkan, hal  ini  dapat  kita lihat  dan pelajari  dari  kisah  3 orang pemuda  yang  terjebak di dalam gua dimana  mereka  dapat  keluar  dari  dalam gua  tersebut  dengan  perantara   atau  dengan jaminan  do’a yang mereka  munajatkan dengan garansi  perbuatan mereka  sebelumnya.
Sepertinya  halnya  apa  yang  Allah kemukakan dalam   firmannya :
إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
Artinya :,…..(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdo'a: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)."  (  QS Al Kahfi (18) -Verse 10 )
Dari  kelima  faktor  yang dapat menurunkan rahmat  dari  Allah kepada  kita  manusia jika  kita  jaga dengan baik, kita  maintenance  dengan serius  dengan satu kepastian Allah akan melimpahkannya  kepada  kita.  Dilematisnya  ummat Islam saat ini seakan akan akan meragukan kekuatan Rahmat Allah.  Sudah  dapat  kita  lihat dalam keseharian kita bagaimana ummat Islam menjalankan kehidupannya.  Mungkin  jika  kita  ungkapkan secara  fulgar  kita  akan menjadi  malu  menjadi ummat  Islam, hal  itu  dengan nyata  dan terbuka  sekali bahwa  ummat Islam tidak maksimal  dalam menjalankan nilai-nilai  beragamanya.
Ummat Islam saat ini, seakan akan hanya  menjadikan Islam sebagai labekitas  diri, tetapi  tidak menjadi format  diri.  Oleh karenanya  dengan  5 hal di atas  setidaknya akan kita  lakukan berbagai pendekatan yang komprehensif  terhadap  nilai-nilai  keislaman kita, terutama  mengharapkan Rahmat  Allah  selalu kita  rasakan dalam keseharian kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar